Corona Syndrome: Solusi Bertahan Bisnis Pada Masa Pandemic
Oleh: Heru Sapto Nugroho*
Corona Syndrome merupakan perasaan takut berlebih yang dialami seseorang tatkala ia mengalami suatu hal yang merujuk pada gejala Covid-19 yang sebenarnya tidak terjadi pada mereka. Contoh kecilnya saja, orang akan menjadi sangat was-was apabila ia batuk, deman, bahkan seolah-olah tenggorokannya merasa sakit. Terlebih ada yang sampai berkata “sekarang batuk sedikit saja langsung mikirin nyawa”. Syndrome ini tentunya berdampak pada penurunan produktifitas seseorang. Bayangkan bila syndrome ini menghinggapi pada pelaku bisnis.
Pandemi covid 19 ini menyebabkan adanya pergeseran dan perubahan pola pembelian konsumen. Biasanya meskipun sudah ada penjualan online, namun konsumen tetap banyak yang membeli produk secara langsung ke toko atau pusat perbelanjaan. Namun sekarang ini, karena ada pembatasan dan peraturan pemerintah untuk tidak keluar rumah, maka otomatis konsumen tidak memungkinkan untuk berlama-lama di luar rumah. Pelaku UMKM juga harus menyesuaikan diri dan mengkondisikan penjualan produk dan jasanya. Perlu adanya perbaikan kualitas produk dan penyesuaian pelayanan untuk dapat menarik konsumen. Menurunnya penjualan dan kepercayaan konsumen juga sangat berpengaruh terhadap bisnis UMKM, Maka dari itu ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Pertama, memperkuat relationship marketing. Relationship marketing merupakan orientasi bisnis yang terfokus pada menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang sudah ada dan membangun hubungan yang erat dan saling menguntungkan antara pelaku usaha dan konsumen hingga menciptakan transaksi ulang. Pada akhirnya relationship marketing akan meningkatkan loyalitas konsumen. Beberapa penelitian mengungkap fakta bahwa customer relationship marketing berpengaruh namun tidak signifikan dalam meningkatkan kinerja pemasaran. Hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman atau kurang maksimalnya penerapan relationship marketing oleh UMKM. Relationship marketing yang lebih tepat dan maksimal diharapkan dapat membantu UMKM untuk dapat bertahan dan memiliki daya saing yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab apa yang dapat dilakukan pelaku UMKM untuk dapat mempertahankan bisnis mereka di tengah pandemik covid.
Kedua, perbaikan kualitas produk dan pelayanan ditengah pandemi covid. Pada masa pandemic konsumen lebih berhati-hati dalam menggunakan barang dan jasa dan terjadi penurunan kepercayaan konsumen terhadap barang dan jasa yang dijual oleh pelaku usaha. Selain itu keterbatasan konsumen dalam melakukan pembelian langsung juga berdampak pada berkurangnya secara signifikan jumlah pembelian konsumen. Untuk itu pelaku UMKM harus melakukan perbaikan kualitas produk untuk dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan secara intensif mengkomunikasikan terhadap kualitas produk.
Ketiga, meningkatkan kualitas Customer Relationship Marketing (CRM). Dimasa pandemi ini, pelaku UMKM sebaiknya tidak hanya berfokus pada menjaring pelangan baru tapi harus mempertahankan produk dan menjaga pelangan yang sudah ada, menciptakan kepuasan pelanggan hingga akhirnya menciptakan loyalitas pelanggan. Pelangan yang loyal tidak akan berpindah ke yang lain karena sudah memiliki kepercayaan terhadap produk kita. Salah satu cara pelaku UMKM untuk dapat bertahan di tengah menurunnya geliat bisnis adalah dengan melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship marketing). Customer relationship marketing adalah sebuah konsep strategi pemasaran yang berupaya menjalin hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, yaitu mempertahankan hubungan yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia jasa dan pelanggan yang dapat membangun transaksi ulangan dan menciptakan loyalitas pelanggan
Menurut saya, dapat disimpulkan bahwa pandemic covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada ketidakstabilan dalam perekonomian terutama pada UMKM. Pelaku UMKM ini merasakan dampak langsung berupa penurunan omset penjualan dikarenakan adanya himbauan pemerintah dan penerapan PSBB yang menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah sehingga cukup banyak UMKM yang harus berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Untuk itu pelaku UMKM harus memiliki strategi bertahan untuk dapat menstabilkan pendapatan di tengah pandemikini dan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi. Ada beberapa strategi bertahan yang di rekomendasikan yang dapat di lakukan UMKM untuk dapat mempertahankan bisnisnya, yaitu: (1) melakukan penjualan melalui e-commerce, karena masyarakat sekarang banyak beralih ke belanja online, (2) Melakukan pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital (digital marketing) untuk dapat menjangkau lebih banyak konsumen, (3) melakukan perbaikan kualitas produk dan kualitas serta jenis layanan, (4). Melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship marketing) untuk menciptakan kepercayaan konsumen dan menumbuhkan loyalitas pelanggan.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Posted by Dedi Purwana
Posting Komentar untuk "Corona Syndrome: Solusi Bertahan Bisnis Pada Masa Pandemic"