Efektif kah Pembelajaran Daring?
Oleh: Husnul Khotimah*
Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan adanya wabah virus corona (Covid-19) yang muncul dan menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. Diduga virus ini pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, Cina pada Desember 2019. Lalu kemudian menyebar cepat ke beberapa negara termasuk Indonesia. Virus ini masuk ke Indonesia sejak awal Maret 2020 dan masih terus ada hingga saat ini. Sudah lebih dari 8 bulan masyarakat dilarang melakukan aktifitas diluar rumah karena kebijakan Lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus. Semua aktifitas kini terpaksa harus dihentikan sementara muka dan digantikan dengan aktifitas secara online. Salah satunya adalah aktifitas belajar mengajar yang terpaksa harus dilakukan secara daring.
Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels
|
Pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Pembelajaran daring ini dilakukan oleh berbagai tingkatan jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di kelas sebagaimana yang biasa dilakukan oleh tenaga pendidik guru maupun dosen. Tenaga pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah.
Sistem pembelajaran daring dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop maupun smartphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Tenaga pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom, google meet ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, tenaga pendidik dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan meskipun di tempat yang berbeda.
Pembelajaran daring ini tentunya tidak terlepas dari beberapa kendala yang dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Adapun kendala kendala tersebut meliputi :
Pertama, Keterbatasan pemahaman mengenai penggunaan teknologi (Gagap Teknologi). Permasalahan gagap teknologi ini merupakan yang paling mendasar. Teknologi internet yang tadinya belum diakrabi, mau tak mau memaksa seluruh dosen, guru, siswa bahkan orang tua untuk mencobanya. Tidak semua bisa menggunakan teknologi, ada yang langsung bisa menggunakannya dan tentu tak sedikit yang perlahan perlu belajar lagi.
Kedua, Jaringan internet yang kurang stabil. Kondisi jaringan internet yang tidak stabil tentunya sangat menghambat proses belajar, terutama saat guru sedang menyampaikan materi pelajaran. Belum lagi bagi para siswa yang berada di daerah terpencil, di mana sinyal jaringan sangat susah didapat. Bahkan seringkali ada beberapa siswa yang harus pergi berjalan ke luar rumah terlebih dahulu demi mendapat jaringan internet yang stabil. Atau juga masih ada beberapa siswa yang harus menuju warnet demi mengejar materi pelajaran sekolah dari rumah.
Ketiga, Ketersediaan kuota yang terbatas. Proses pembelajaran secara daring menuntut setiap pihak yang terlibat di dalamnya untuk menghabiskan kuota internet agar tetap bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Belum lagi durasi waktu pelajaran yang bisa dibilang cukup panjang, yakni bisa mencapai 1 jam bahkan lebih tiap harinya. Mau tidak mau, baik guru maupun siswa harus menghabiskan puluhan gigabytes demi mengikuti materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting, kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak tinggi dan banyak orang tua yang tidak siap untuk menambah anggaran membeli kuota internet terlebih ditambah kondisi perekonomian yang sedang kurang stabil.
Keempat, Kegiatan belajar yang kurang efektif. Sistem pembelajaran daring tentu tidak se efektif pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor salah satunya yaitu pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar berjam-jam di sekolah, terpaksa hanya mengajar selama satu sampai dua jam saja setiap harinya. Dampaknya, siswa akan mengalami kesulitan memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Apalagi berhadapan dengan mata pelajaran seperti Matematika, Fisika dan Kimia dan Biologi. Keempat pelajaran ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama dan penjelasan yang lebih mendetail karena banyak penurunan rumus sehingga itu semua membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan terlebih mengenai mata pelajaran program penjurusan yang dilakukan siswa SMK, Dimana yang seharusnya siswa melakukan praktek kini mereka semua tidak bisa melaksanakan pembelajaran melalui praktek tersebut karena terkendala alat yang tersedia.
Kendala kendala diatas tentunya harus segera dicarikan solusinya agar kualitas pendidikan tidak menurun walaupun dengan kondisi pandemi seperti ini. Solusi terkait dengan dengan masalah kuota internet sudah teratasi yaitu pemerintah menyediakan anggaran khusus untuk pembelian kuota internet gratis bagi siswa setiap bulannya di semua jenjang pendidikan. Dan pemerintah juga memberikan dana bagi siswa yang kurang mampu untuk mendapat bantuan pendidikan dimasa pandemi ini. Bantuan yang diberikan pemerintah tersebut cukup efektif dan membantu para orang tua siswa dalam permasalahan ekonominya.
Dalam permasalahan gagap teknologi (gaptek) wajib hukumnya ada peningkatan literasi para penggunanya, mulai dari pengelola pendidikan, guru hingga siswa mengenai pengetahuan dan cara pemanfaatan teknologi tersebut. Peningkatan literasi ini bisa saja dilakukan melalui pelatihan-pelatihan online atau sosialisasi melalui e-book dan lainnya. Hal ini merupakan salah satu jalan demi keberhasilan pembelajaran daring di dunia pendidikan.
Untuk permasalahan kegiatan belajar mengajar yang kurang efektif, sekolah dan para staffnya sudah menemukan beberapa cara tersendiri agar materi yang disampaikan dalam pembelajaran sebisa mungkin dapat dipahami oleh para siswa. namun memang semua balik lagi kepada keseriusan individu siswanya itu sendiri dalam mengolah materi yang disampaikan. Guru tidak memaksa siswa untuk memahami materi pembelajaran secara 100 %, hanya cukup sekitar 50-70 % saja karena setidaknya para siswa memahami materi yang sedang dipelajari.
Segala upaya dan solusi sudah dilakukan oleh pemerintah dan pihak sekolah dalam mengoptimalkan proses pembelajaran daring ini, akan tetapi keberhasilan dan kesuksesan daring ini tergantung pada kedisiplinan dan adanya kerjasama yang baik antar semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat susunan manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran secara daring ini. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar anak-anaknya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.
Dalam model pembelajaran daring saat ini, tidak banyak siswa yang merasa kesulitan, ada juga beberapa siswa yang menerima pembelajaran daring dengan alasan karena model pembelajarannya lebih santai, menyenangkan, fleksibel, efisien, singkat, praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat waktu, dan hemat tenaga. Cara itu juga bisa dilakukan jarak jauh tanpa berkumpul di tempat yang sama.
Selain itu terdapat beberapa manfaat lain dari model pembelajaran daring ini diantaranya orang tua bisa mengawasi anak-anaknya belajar, membuat siswa atau guru menjadi melek teknologi, meningkatkan kemampuan dibidang ilmu teknologi. Siswa juga menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas mereka, serta dapat mengkondisikan diri senyaman mungkin untuk belajar tanpa aturan yang formal.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Posted by Dedi Purwana
Wahh artikel nya sgt menarik dan bermanfaat:)
BalasHapusMakasih pit :)
Hapusartikelnya menarik sekali, Husnul
BalasHapusTengkyuu rahmaa
HapusTerimakasih dewi
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat dan menarik
BalasHapusTerimakasih ester :)
Hapusartikelnya menarik dan sangat informatif, terimakasih
BalasHapusMakasiiih puspa ;)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel yang manthapppp
BalasHapusTerimakasiih
HapusKerenn nihh husnulll artikelny cukup mewakilkan juga. Mkshhh yhhh
HapusIya makasih kembali maul ;)
HapusWahhhh topik pembahasannya menarik bangettt
BalasHapusTerimakasih sukarja
HapusOke mantap
BalasHapusOke makasi
HapusArtikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusMakasih cindy
HapusArtikelnya menarik untuk dibaca dan dipahami
BalasHapusWah terimakasih suwan
HapusBikin menarik pembaca 😍
BalasHapusAlhamdulillah makasih ya
HapusArtikelnya bermanfaat dann menarik
BalasHapusTerimakasih :)
HapusMntp
BalasHapusSip tengkyu ya udh dibaca
Hapusimpressive husnul
BalasHapusNgokhey makasih
HapusWah bermanfaat banget buat referensi tugas nihhh. Makasih banyak
BalasHapusIya alhamdulillah terimakasih kembali
HapusSangat menarik dan bermanfaat.
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih
Hapusartikelnya menarik dan bermanfaat sekali 👍🏻
BalasHapusTerimakasih hana
HapusWaaah keren dan bermanfaat sekali
BalasHapusMakasih ya ajeng
HapusArtikel nya informatif sekali, terimakasih
BalasHapusTengkyuu tariii
HapusARTIKELNYAA SANGATTTT BAGUSSS, sangat mewakili perasaan kami yang enjalani pembelajaran secara daring. terima kasih husnul
BalasHapusWah alhamdulillah makasi allysya
Hapusbermanfaat bangettt artikelnyaa
BalasHapusWah terimakasih bella :)
BalasHapusWah artikel nya Bermanfaat sekali. Terimakasih:)
BalasHapusbagus banget artikelnyaa
BalasHapus