Investasi Bijak di Tengah Pandemi
Oleh: Alhaniyah Nurshabrina Rozak*
Seperti yang kita ketahui saat ini, pandemi Covid-19 telah berdampak pada perubahan tatanan kehidupan masyarakat, khususnya dalam aspek ekonomi. Daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi Covid-19 berdampak pada pergerakan roda perekonomian yang melemah dan berakibat pada penurunan berbagai tingkat suku bunga dan indeks harga saham gabungan (IHSG). Keadaan perekonomian yang melemah akibat pandemi Covid-19 ini membuat banyak orang yang menyimpan uang secara tunai dibandingkan disimpan di bank maupun di investasikan di instrumen investasi. Selama masa pandemi dalam kurun waktu dari bulan Maret hingga Desember, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai macam penjualan untuk Surat Berharga Negara (SBN) dalam beberapa serinya mulai dari Obligasi Negara Ritel (ORI018), Sukuk Tabungan (ST007), dan lain sebagainya. Penjualannya dilakukan secara online. Tujuan Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai macam Surat Berharga Negara (SBN) adalah mengajak masyarakat untuk bersama-sama terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional.
Foto oleh Michael Steinberg dari Pexels
|
Apa hal yang kalian pikirkan ketika mendengarkan kata “investasi” ? rata-rata kebanyakan orang memikirkan bahwa investasi mempunyai mekanisme yang sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi. Padahal apabila dipelajari lebih dalam lagi, investasi itu mudah. Investasi adalah sebuah bentuk penanaman modal kepada suatu perusahaan dengan jangka waktu tertentu dan mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada modal yang diberikan. Contoh instrumen investasi itu seperti deposito, obligasi, emas atau logam mulia, saham, dan lain sebagainya. Seiring dengan majunya teknologi, semakin mempermudah kehidupan masyarakat. Investasi yang dahulu masih serba konvensional dengan mengurusnya langsung ke sekuritas dengan berbagai macam berkas yang di butuhkan, sekarang sudah serba digital dalam memprosesnya dan begitupun dalam bertransaksinya dengan cepat dan mudah tentunya.
Peningkatan jumlah investor yang di dominasi oleh kalangan millennial di tengah pandemi Covid-19 dan mulai banyaknya generasi Z yang sudah mulai tertarik untuk terjun di dunia investasi. Namun tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih relatif rendah dan berakibat masih rendahnya masyarakat yang mengenal instrumen investasi sejak dini bahkan terkena dampak dari investasi “bodong”, hal ini dikarenakan tingkat literasi keuangan yang masih rendah. Berdasarkan survei tahun 2019, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia berada pada tingkat 38 persen, yang artinya tingkat ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Padahal literasi keuangan sangat penting untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan.
Dampak Literasi Keuangan yang Rendah
Pertama, tingkat konsumtif masyarakat tinggi. Ketika kita hanya tahu bagaimana cara mendapatkan uang dan membelanjakan uang saja, mengakibatkan gaya hidup yang konsumtif. Konsumtif merupakan perilaku dalam mengonsumsi atau membeli barang atau jasa berdasarkan keinginan dan bukan berdasarkan kebutuhannya. Dengan tingkat konsumtif yang tinggi menunjukkan bahwa cara mengelola keuangan masih kurang baik.
Kedua, rasio menabung rendah. Kebanyakan masyarakat menabung uangnya ketika dananya telah dihabiskan untuk mencukupi berbagai kebutuhan dan keinginan. Padahal baiknya menabung di awal agar tidak terjadi pemborosan dan menghemat pengeluaran.
Ketiga, tingkat investasi rendah. Ketika masyarakat sangat konsumtif dan mempunyai rasio menabung yang rendah, hal ini berdampak pada tingkat investasi yang rendah. Masyarakat yang mempunyai tingkat literasi keuangan yang rendah, kurang tahu bagaimana cara melindungi uangnya yang makin hari tergerus oleh inflasi dan tidak tahu bagaimana kondisi keuangannya di hari tua. Masyarakat kurang paham memilih instrumen investasi yang tepat sesuai tujuan dan perencanaan keuangannya. Penempatan instrumen investasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, dan tidak bisa asal pilih saja perlu pertimbangan yang matang dalam memilih instrumen investasi yang sesuai agar tercapai tujuan dan perencanaan keuangannya.
Berdasarkan survei pada akhir tahun 2019, tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia berada pada tingkat 76,2 persen. Tingkat inklusi ini cukup dikatakan sudah baik, namun belum diimbangi dengan literasi keuangan yang baik. Inklusi keuangan merupakan akses masyarakat terhadap penggunaan produk dan layanan keuangan. Berdasarkan kedua hasil data survei pada 2019 terhadap tingkat literasi keuangan yang masih berada pada tingkat 38 persen dan tingkat inklusi keuangan berada 76,2 persen, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia menggunakan produk dan layanan keuangan tanpa didasari pemahaman keuangan yang baik.
Ketika masyarakat mempunyai akses yang sangat baik terhadap berbagai produk dan layanan keuangan dan diimbangi dengan literasi keuangan yang baik, berdampak pada tingginya tingkat investasi di masyarakat Indonesia. Sudah banyak kasus yang terkena investasi “bodong”, hal ini dikarenakan kurang mempunyai literasi keuangan yang baik dan berakibat mengalami kerugian dan kehilangan harta. Masyarakat hanya tergiur bagaimana tingkat imbal hasil yang tinggi diberikan dari investasi “bodong” tersebut tanpa mengetahui tingkat risikonya, padahal setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Karena investasi membutuhkan waktu yang panjang, banyak hal yang harus diperhatikan ketika akan memulai investasi seperti persiapan dana darurat dan tabungan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Memulai Investasi
Pertama, menyusun dan mengetahui tujuan keuangan. Tujuan keuangan bisa seperti mendapatkan pendapatan tambahan, mendapatkan passive income, menyiapkan dana pensiun dan mampu mencapai kebebasan finansial.
Kedua, money management. Ketika kita memulai investasi perlu mengatur pemasukan dan pengeluaran untuk dapat menyisihkan sebagian dana kita untuk berinvestasi agar tercapai tujuan dan perencanaan keuangan.
Ketiga, jangka waktu investasi. Setelah mengetahui tujuan keuangan, dapat diketahui jangka waktu dalam berinvestasi dan disesuaikan dengan pemilihan instrumen yang tepat. Contohnya: Jangka pendek (rentang waktu 1 sampai 5 tahun) bisa memilih instrumen investasi seperti reksa dana, deposito dan obligasi. Jangka panjang (rentang waktu lebih dari 5 tahun) dapat memilih instrumen seperti saham, emas, properti.
Keempat, persiapan dana darurat dan tabungan. Dana darurat dan tabungan merupakan hal penting yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Ketika berinvestasi gunakanlah uang dingin atau uang yang tidak terlalu dibutuhkan dalam jangka waktu dekat dan mendesak. Alokasi dana darurat untuk setiap orang berbeda-beda sesuai dengan pengeluaran dan tanggungannya masing-masing. Perlu diperhatikan juga dana darurat jangan sampai mengganggu tabungan.
Untuk itu diperlukan peningkatan literasi dan inklusi keuangan dengan baik, yang berdampak pada pengelolaan keuangan yang baik dan tingginya minat investasi agar terhindar dari investasi “bodong” yang sangat merugikan. Berinvestasi dengan bijak dapat terhindar dari berbagai macam masalah finansial. Keberhasilan investasi membutuhkan waktu, disiplin dan kesabaran agar merasakan keuntungan dari investasi tersebut.
*Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
Posted by Dedi Purwana
wah keren sekali artikelnya
BalasHapusTerima kasih fina, semoga bermanfaat yaa
HapusTernyata pandemi sangat bardampak pada volatilitas ihsg, hal ini yang saya sangat khawatirkan jika pemuda Indonesia belum mengenal investasi sejak dini. Jadi marilah bijak dan mau mengambil pelajaran dari keadaan saat ini, sehingga jika hal ini terjadi lagi kita sudah siap. T
BalasHapuskepada penulis telah menyuguhkan artikel yang sangat bermanfaat ini
Salam
Iya betul, jadi mulai investasi sejak dini yuk teman-teman. Terima kasih, semoga bermanfaat
Hapusartikelnya sangat up to date dengan situasi sekarang, penulispun sangat informatif
BalasHapusTerima kasih ica, semoga bermanfaat
Hapusbermanfaat banget artikelnya buat saya yang baru belajar tentang investasi, terima kasih yaa
BalasHapusTerima kasih kembali alka, semoga semakin bertambah ilmunya mengenai investasi
HapusTerima kasih banyakk, artikelnya bermanfaat sekalii! ^^
BalasHapusTerima kasih namira, semoga bermanfaat yaa
Hapussangat bermanfaat sekali artikelnya, terimakasih yaaa
BalasHapusTerima kasih :)
HapusSangattt bermanfaat, terimakasihhh :)
BalasHapusTerima kasih kembali :)
Hapusbermanfaat banget nih artikelnya, super informatif, terima kasih penulis
BalasHapusTerima kasih ka qila, semoga bermanfaat yaa
HapusPemilihan kata - katanya bagus, penjelasan mengenai hal yang perlu diperhatikan ketika memulai investasi juga jelas. Good job penulis
BalasHapusTerima kasih daffa atas kritik dan sarannya :)
HapusSaangat bermanfaat sekali artikelnya, terima kasih
BalasHapusTerima kasih afri, semoga bermanfaat yaa
HapusSangat bermanfaat mantap
BalasHapusTerima kasih ka, semoga bermanfaat yaa
HapusKereeen
BalasHapusTerima kasih :)
HapusBermanfaat banget, keren
BalasHapusTerima kasih, semoga bermanfaat yaa artikelnya
HapusKeren artikelnya, sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih Ekky, semoga bermanfaat yaa
HapusKeren banged artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih yaa :)
HapusKereeen artikelnyaa #salamsobatcuan
BalasHapusWihh terima kasih yaa :)
HapusArtikel yg bermanfaat
BalasHapusTerima kasih Ilham, semoga bermanfaat yaa
HapusWiih mantapp artikelnya terimakasiih penulis
BalasHapusTerima kasih Ruth, semoga bermanfaat ya
HapusTerima kasih penulis sudah menulis artikel yang sangat bermanfaat
BalasHapusSama-sama Intan, semoga bermanfaat yaa
HapusEh ciee anak investor nih. Keren penulis
BalasHapusIyaa dong mantap, terima kasih
HapusKerenn banget. Sangat bermanfaat artikelnya🌈
BalasHapusTerima kasih nafa :)
Hapusterimakasih penulis atas artikelnyaa, bermanfaat
BalasHapusTerima kasih ya :)
BalasHapus