Literasi Digital di Masa Pandemi, Pentingkah?
Oleh: Vanessa Christina Paskah Nikijuluw*
Pandemi covid-19 yang terjadi diseluruh dunia ini merupakan suatu hal yang tidak terduga kedatangannya, dampak pandemi covid ini tentu sangat signifikan dimana mulai terbatasnya ruang untuk bersosialisasi, sebagai contoh kegiatan belajar dan mengajar tatap muka diberhentikan sementara dan dialihkan melalui media daring. Tentu hal ini sangat meresahkan semua masyarakat dalam bidang pendidikan, mulai dari siswa, pengajar, maupun orang tua siswa. Terbatasnya ruang bersosialisasi dan belajar mengakibatkan menurunnya semangat dan produktivitas banyak masyarakat tak terkecuali kaum pelajar dalam hal literasi.
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
|
Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan memiliki banyak pulau sehingga berpotensi besar untuk menjadi bangsa yang unggul ditengah persaingan global. Untuk mengembangkan potensi yang kita punya, literasi dan kebiasaan membaca menjadi salah satu faktor yang penting untuk mengembangkan potensi. Sebenarnya, literasi itu apa? Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap satu sudut pengetahuan yang tidak dipisahkan dari kehidupan sehari – hari. literasi memiliki 4 tingkatan ; pertama, memiliki akses kemampuan untuk menemukan sumber bacaan. Kedua, kemampuan memahami isi bacaan yang tersurat maupun tersirat. Ketiga, kemampuan menemukan ide, gagasan dan inovasi baru. Dan yang keempat, pengimplementasian inovasi dari literasi dengan menciptakan barang dan jasa yang bermutu.
Tentunya, karena keterbatasan ruang bergerak yang disebabkan oleh pandemic menjadi sangat sulit bagi para orang – orang yang gemar membaca ditempat yang menyediakan banyak buku dan fasilitas yang baik. Tapi perlu kita ketahui bahwa kemajuan teknologi di era digital ini telah membawa kita kepada zaman dimana segala sesuatu yang kita perlukan bisa kita temukan dengan mudah. khusunya orang – orang yang memiliki minat baca yang tinggi untuk tetap mempertahankan budaya literasi ditengah – tengah keterbatasan yang ada. Lantas, apakah keuntungan serta tantangan dalam berliterasi yang akan kita hadapi ditengah era digital ini?
Era digital kini memudahkan kita untuk mencari dan memperoleh bahan bacaan. Salah satu contoh yakni untuk membaca kita tidak perlu lagi pergi ke perpustakaan atau tempat – tempat yang menyediakan beraneka ragam bacaan, tapi sekarang dapat diakses dengan mudah melalui gawai baik itu komputer, leptop atau bahkan smartphone yang kita miliki. Segala bentuk bacaan dapat diakses dengan mudah dan untuk sebagian juga dilengkapi gambar atau visual lainnya untuk mendukung keaktraktifan bacaan tersebut. Tetapi menurut penelitian, media yang kita gunakan untuk membaca, mempengaruhi bagaimana kita menyerap informasi dari bacaan tersebut. Jika kita membaca dengan buku fisik, kita akan merasa lebih mudah untuk mengingat kata kunci dari halaman – halaman yang sudah kita baca lalu tersimpan diotak sehingga kita lebih mudah memahami seluruh isi bacaan buku tersebut, tetapi apabila kita membaca melalui media online di gawai kita, ada beberapa faktor yang mengurangi keefektifan kita dalam membaca, yang pertama adalah sinar radiasi yang kadang mempengaruhi mata dan otak kita dalam membaca, terkadang terdapat iklan – iklan yang muncul yang kerap kali menutupi bacaan, dan yang terakhir mungkin akan ada notifikasi atau yang muncul yang bisa menginterupsi kita saat membaca sehingga membuat kita menjadi tidak fokus dan beralih membuka aplikasi lain untuk membuka notifikasi tersebut.
Berdasarkan data dari united nations (PBB) menyatakan bahwa populasi manusia di Indonesia telah mencapai angka kurang lebih 272,1 Juta orang dan memiliki koneksi telfon genggam sebanyak 338,2 Juta telfon genggam. Sementara itu, survey global webindex menyatakan bahwa durasi penggunaan rata – rata telefon genggam sehari – hari adalah sekitar 7 jam per hari. 3 jam untuk penggunaan sosial media, 3 jam untuk menonton konten di media, 1 jam untuk mendengarkan musik, dan 1 jam untuk bermain game.
Kesalahpahaman akan literasi sering kali terjadi di kalangan para masyarakat. Banyak yang hanya berpikir bahwa literasi hanyalah kemampuan baca dan menulis. Tetapi lebih dari itu, literasi adalah kemampuan mengolah informasi sehingga bisa bermanafaat untuk kehidupan kita. Literasi melatih kemampuan otak kita untuk berpikir kritis, oleh karena itu semakin minim kemampuan literasi yang kita miliki, semakin minim pula kemampuan kita dalam berpikir kritis dan salah satu dampaknya yaitu sangat mudah termakan hoax. Padahal, di era informasi saat ini, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dan itu merupakan bagian dari literasi digital. Literasi digital bukan hanya sekedar teknologi, tapi juga meliputi banyak aspek – aspek kritis yang tercangkup didalamnya, yakni sebagai berikut:
Pertama, Kesadaran data (data awareness). Kesadaran data adalah kesadaran diri kita dalam menginput data. Kesadaran data selama mengakses internet di era digital sekarang merupakan sesuatu yang sangat berharga dan vital dalam sistem aplikasi yang kerap kali berinteraksi dan bertransaksi di dunia cyber. Sebagai contoh, apabila kita meregistrasikan diri dalam suatu aplikasi market place. Tentunya untuk melengkapi data pada akun yang akan di registrasi, kita wajib mengisi data pribadi seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon pribadi, hingga nomor rekening ATM. Oleh karena itu, kita perlu memiliki kesadaran dalam menginput data pribadi kita, karena setelah data kita masuk ke dalam sistem informasi pada suatu platform, tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada satu oknum atau suatu platform yang bisa dengan mudah mengakses dan mensalah gunakan data kita.
Kedua, Kemampuan menganalisa data. Analisa data artinya bagaimana kita berusaha mencerminkan kondisi dari data yang ada dan membuat keputusan yang lebih akurat berdasarkan data tersebut. Kita tidak hanya melek dalam memahami konsekuensi bagaimana data kita dipakai, tapi bagaimana kita bisa memanfaatkan data yang masuk menjadi informasi yang berguna di era internet untuk segala. Menjadi tantangan tersendiri bagaimana kita mencerna informasi yang masuk karena varietas, volume, kecepatan yang sangat besar. Sebagai contoh, jam tangan pengukur detak jantung digunakan untuk merekam detak serta denyut jantung kita, melalui informasi yang diberikan oleh jam tersebut kita bisa menganalisa keputusan apa saja yang akan diambil demi kesehatan organ tubuh dan hidup kita.
Ketiga, Kemampuan untuk focus. Di era pandemi ini membuat segala aktivitas yang kita lakukan beralih kepada media online. Setiap hari kita selalu berhadapan dengan gadget ataupun komputer disertai dengan begitu banyak notifikasi pesan yang masuk, disini kita dilatih untuk bagaimana tetap fokus dan konsentrasi terhadap prioritas terlebih dahulu. Sehingga, kita memiliki kemampuan memberdaya teknologi, bukan diperdaya teknologi.
Kita harus mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan yang ada, karena akan ada tantangan kedepan di era teknologi yang semakin banyak dan juga diiringi dengan kasus pandemi yang merubah banyak pola hidup dan kebiasaan – kebiasaan banyak orang. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk belajar hal – hal baru dan meningkatkan kemampuan berinovasi secara terus – menerus sehingga membentuk diri kita menjadi pribadi yang berkembang sebagai life learner (orang yang belajar dari hidupnya).
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Posted by Dedi Purwana
Artikelnya sangat menarik ✨
BalasHapussangat informatif, artikel menarik, dan relevan dengan kondisi saat ini
BalasHapusArtikel yang menarik dan bermanfaat, terima kasih:)
BalasHapusArtikel ini bagus dan bermnafaatt sekalii
BalasHapusterima kasih, artikelnya sangat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
BalasHapusArtikelnya bagus sekali,jadi menyadarkan kita sebagai mahasiswa harus lebih baik dalam menyerap informasi dari digital
BalasHapusartikel yang sangat bermanfaat dan menarikk, terima kasih yaa
BalasHapusTerima kasih, artikel nya sangat menarik dan pesan yang disampaikan juga bermanfaat, terus semangat untuk membuat artikel lain nya :)
BalasHapusArtikelnya sangat bagus. Pesan yang disampaikan sangat bagus. membacanya juga menjadi mudah dimengerti.
BalasHapusartikelnya sangat menarik dan bermanfaat
BalasHapusArtikelnya menarik dan bermanfaat. Terimakasih:)
BalasHapuskeren banget artikelnya eca
BalasHapus