Media Sosial dan Roda Perekonomian Masyarakat
Oleh : Audy Kurnia Tri Saely*
Penetapan status pandemi covid – 19 oleh World Health Organization (WHO) pada bulan Maret lalu telah mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam skala global. Dampak penyebaram virus tidak hanya merusak sektor kesehatan, tapi juga sosial, ekonomi hingga politik. Dilansir oleh WHO dalam suatu media berita, pada bulan Maret tahun ini Virus yang bernama Corona Virus ini mulai mewabah di salah satu kota di China yaitu Wuhan di awal Desember 2019.
Virus ini menginfeksi saluran pernapasan hingga menyebabkan gejala batuk,pilek dan kemungkinkan terburuk seperti terserang Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Di Indonesia ini sendiri, kasus pertama Covid – 19 dikonfirmasi pada 2 Maret 2019 setelah seorang anak dan ibunya yang positif terinfeksi Covid – 19 oleh seorang warga negara Jepang. Lalu pada 9 April Pandemi mulai menyebar ke 34 Provinsi diseluruh Indonesia. Saat ini tepat 9 bulan sejak kasus pertama Covid – 19 di Indonesia dimumkan oleh Presiden RI Joko Widodo 2 Maret silam di Istana Negara. Setelah 9 bulan, kasus-kasus baru dan korban meninggal pun masih terus dilaporkan hingga saat ini. Pandemi virus corona belum menunjukkan tanda-tanda menurun atau akan berakhir. Berbagai upaya untuk memutus rantai penularan, mulai dari penyusunan protokol kesehatan, upaya pengembangan vaksin dan obat, hingga bantuan untuk masyarakat terdampak masih dilakukan.
Covid – 19 dan Pengguna Media Sosial di Indonesia
Platform komunikasi dan jejaring sosial sudah bukan menjadi hal yang asing bagi masyarakat Indonesia. Fasilitas dan fitur yang tersedia di media sosial telah menyentuh kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang termasuk kegiatan perkenomian. Dengan adanya keadaan seperti ini membuat para wartawan, jurnalis dan organisasi media memiliki peranan penting dalam mengikuti perkembangan informasi yang dapat diandalkan dan memeriksa fakta dari informasi, agar tetap dapat dijadikan sebagai sumber terpercaya oleh masyarakat.
Salah satu bagian yang selalu bergerak dalam wabah ini adalah jumlah kasus yang terus meningkat setiap harinya. Jumlah yang terus meningkat ini membuat menarik perhatian publik, tetapi juga penting bagi negara untuk mengkomunikasikan cerita dibalik angka – angka tersebut, apa yang sudah dilakukan oleh negara untuk merespon virus ini dan apa yang dapat dilakukan oleh individu, juga memastikan bahwa cerita ini memiliki informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, agar masyarakat dapat percaya. Masyarakat juga dapat merasa lebih tenang dan nyaman saat informasi terkait isu – isu yang bertaburan ini jelas dan transparent.
Lalu peran Pemerintah sekarang membuat keputusan pelaksanaan PSBB dan Lockdown di sejumlah daerah memperkuat eksistensi sosial media sebagai penyambung perekonomian masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah kampanye dukungan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan dan regulasi pemerintah juga membanjiri berbagai platform media sosial generasi muda. Gerakan dukungan terhadap kegiatan stay at home yang di bicarakan pemerintah juga didukung oleh sejumlah influencer dan tokoh masyarakat. Serta publik figure turut menghiasi dukungan terhdapan langkah percepatan penanganan pandemi ini. Di sisi lain, ditinjau dari persepektif ekonomi, roda perekonomian masyarakat juga jelas terpengaruhi. Keputusan pelaksanaan PSBB disejumlah tempat mengharuskan berbagai pelaku ekonomi mikro dan makro untuk membatasi gerak dan aktivitasnya. Lagi, sosial media kembali datang sebagai penyelamat dan penyambung kegiatan yang terhambat. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah kegiatan ekonomi yang dilakukan via sosial media seperti Instagram, Facebook, dan platform media sosial lain yang dipenuhi sejumlah promosi barang, makanan dan minuman, serta jasa oleh masyarakat.
New Normal, Harapan Baru dan Evolusi Sosial Media
Pada tanggal 28 Mei kemarin pemerintah menetapkan status New Normal, Definisi new normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan Covid – 19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional. Pemerintah daerah diizinkan untuk mempersiapkan new normal jika daerah mereka berada di tingkat moderat atau sedang. Pemerintah menambahkan, beberapa sektor sedang mempersiapkan SOP untuk skenario new normal. Sektor industri, Pemerintah telah menerima Circular yang sesuai dengan protokol Satuan Tugas Covid – 19.
Pembukaan sejumlah fasilitas bertahap yang sudah terlaksanakan dari bulan Juni ini menyimpan sejumlah harapan besar dalam pemulihan roda perekonomian masyarakat. Suka atau tidak, pandemi ini mungkin saja akan berakhir lebih panjang dari perkiraan kita semua. Peran komunikasi yang terbatas dan belum maksimalnya pelaksaan pandemi di negara ini. Untuk kesekian kalinya, media sosial kembali memegang kunci komunikasi dalam sejumlah sektor penting kegiatan masyarakat. Sosialisasi pelaksanaan New Normal bahkan masih memanfaatkan media sosial. Jumlah user yang besar dan jangkauan audiens yang lebih luas dan efektif menjadikan proses pengenalan tahapan New Normal menjadi lebih mudah dan praktis. New Normal yang masih melaksanakan praktek protokol kesehatan, tentu akan sangat membutuhkan media sosial sebagai platform komunikasi. Pengenalan sejumlah aturan pembukaan usaha, pemantauan pelaksanaan protokol, hingga penawaran sejumlah produk diprediksi masih akan sangat bergantung pada akses media sosial.
Media sosial telah berevolusi dan menetapkan posisinya sebagai media komunikasi yang fundamental ditengah keterbatasan gerak masyarakat. Tanpa sosial media, bukan tak mungkin kondisi perekonomian masyarakat, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia akan lebih buruk. Tak bisa dipungkiri, gencarnya dukungan kampanye terhadap pelaksanaan protokol kesehatan bukanlah jaminan terhdapat implementasi yang maksimal ditengah masyarakat. Jumlah penduduk yang padat, serta lemahnya kesadaram terhadap pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sejumlah isu, hoax dan berita tak valid terkait pandemi ini menghantui platform komunikasi yang menyasar ke masyarakat dengan tingkat edukasi yang lemah. Berbagai tempat juga masih terlihat diabaikan dan tidak patuh terhadap protokol sehingga masih akan sangat marak ditemui perkumpulan – perkumpulan massa yang tak sesuai dengan peraturan kesehatan yang telah ditetapkan sejumlah video diskriminasi dan intimidasi terhdapat pasien positif Covid – 19 juga sempat beredar di media sosial. Stigma juga menyasar sejumlah tenaga media yang menangani para pasien dirumah sakit maupun wisma atlet, yang kemudia di perburuk dengan adanya isu agenda permainan angka jumlah pasien oleh rumah sakit terhadap pasien yang sampai hari ini belum dapat dikonfirmasi kebenaran mengenai positif atau negatifnya.
Berbagai peristiwa sosial ini kemudian dapat berdampak pada proses percepatan pandangan pandemi, karena kesadaran masyarakat dalam membantu dan mendukung seluruh langkah yang ditetapkan sangat fundamental dalam mencapai tujuan yang menilai bahwa langkah pelaksanaan New Normal adalah tahapan yang tepat dalam memulihkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sempat turun dalam beberapa bulan terakhir. Harapan untuk melihat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kembali pulih tentu berada dalam setiap doa masyarakat Indonesia hari ini. Kesadaran, edukasi, serta sikap yang disiplin akan menjadi tiga aspek penting yang harus tertanam didalam diri masyarakat, sembari menunggu vaksin Covid – 19 ditemukan dan menekan kurva pasien positif di Indonesia. Kerjasama diantara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap optimalisasi percepatan penangan pendemi di Indonesia sekarang ini.
*Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Posted by Dedi Purwana
artikel sangat bermanfaat
BalasHapusbagus artikelnya
BalasHapusSangat bermanfaat sekali artikelnya
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat dan dari segi penulisan sangat mudah untuk dipahami
BalasHapus