Mendorong Kemampuan Berwirausaha pada Generasi Millenial

Oleh : Fina Amal Arofahmawati*

Generasi millenial atau biasa disebut generasi masa kini adalah mereka yang memiliki lebih banyak akses terhadap kemudahan teknologi dan keterbukaan gagasan dibandingkan dengan generasi sebelumnya, sehingga generasi millenial mampu dengan baik memanfaatkan kemampuan tersebut untuk dapat terus dikembangkan hingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri. Dalam suasana perekonomian yang memprihatinkan seperti saat ini dimana jumlah lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pencari kerja, sebagai generasi millennial harus nya mereka mampu mengasah kemampuan dan tidak salah nya mencoba-coba hal yang dapat menghasilkan uang dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan berwirausaha. Pentingkah mengasah kemampuan untuk dapat berwirausaha di masa muda? Tentu saja penting, sebagai generasi muda kita seharusnya mampu berkembang diera teknologi yang sudah sangat canggih dan memadai untuk generasi muda dapat memulai suatu usaha seperti berbisnis online menjual pakaian, kerudung, sepatu, masker, dan lain-lain.

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

Apabila seseorang melakukan suatu usaha dengan sungguh-sungguh bukan hal yang tidak mungkin suatu keberhasilan akan menghampiri, dimana sudah sangat banyak seseorang yang bisa sukses saat usia muda. Dimana hal ini berarti bahwa generasi millenial mampu sebagai penerus untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Berbicara mengenai wirausaha tidak sedikit orang yang masih pesimis dan merasa takut untuk memulai berwirausaha dengan alasan takut gagal,rugi,dan takut dengan resiko lainnya. Kebanyakan dari mereka juga, beralasan tidak memiliki modal atau kekurangan modal, padahal untuk memulai berwirausaha, tidak perlu modal besar dimana disinilah pola pikir kreatif pada diri sendiri akan berperan. Kita ketahui bahwa pertarungan bisnis di era millenial sangat ketat dan sulit diprediksi hal ini tidak terlepas pada karakteristik konsumen. Namun, perlu disadari juga bahwa generasi millenial ini dibesarkan oleh teknologi dan kemudahan informasi, sehingga mereka mampu berpikir kritis serta mampu melawan segala kemungkinan yang ada.

Di Indonesia sendiri generasi millenial terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pertama yang disebut dengan The Student Millenial yang lahir pada tahun 1993-2000, lalu kelompok kedua disebut dengan The Working Millenial yang lahir pada tahun 1987-1993, dan kelompok terakhir yang disebut dengan The Family Millenial yaitu mereka yang sudah berkeluarga atau mereka yang mulai memikirkan kearah tersebut. Lalu, termasuk golongan kelompok manakah kita? Presiden Joko Widodo dalam (http://www.koran-jakarta.com/perkuat-jiwa-wirausaha-generasi-millenial/) menargetkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2018 akan mencapai 5,4% atau meningkat 0,3% dari tahun target 2017 sebesar 5,1%. Sangat disadari bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan tergantung pada konsumennya yang sekarang ini dikuasai oleh para generasi millenial. Pada tahun 2015, jumlah millenial di Indonesia ada 84 juta orang berdasarkan data dari Bappenas. Sedangkan jumlah penduduk di Indonesia mencapai 255 juta, jadi jika dipersentasikan terdapat generasi millenial sekitar 33% dari penduduk Indonesia.

Nah, seperti yang kita tahu bahwa di zaman sekarang banyak sekali generasi millenial yang berjaya dalam berwirausahaannya baik itu dalam berbisnis online maupun bisnis lainnya, bahkan generasi sebelumnya pun ikut berperan dalam dunia bisnis online tersebut. Di tambah dengan zaman sekarang ini, teknologi menjadi sarana utama demi tercapainya kesuksesan dalam dunia bisnis online ini. Millenial merupakan generasi menarik untuk karena perilaku, pola pikir, cara mengatur keuangan hingga etos kerja, menjadi acuan bagi perkembangan ekonomi dan bisnis dalam sebuah negara termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, banyak sekali generasi millenial yang ingin mencoba kemampuannya dalam berwirausaha. Namun, tak jarang juga masih banyak generasi millenial yang merasa menganggap dirinya tak memiliki skill dalam berwirausaha. Sehingga, mereka berpikir bahwa memulai suatu berwirausaha itu memang dibutuhkan skill. Pada dasarnya memang segala sesuatu pada awalnya memang sulit, selalu ada aja rintangan yang akan dialami. Sama halnya, ketika akan ingin berwirausaha.

Dengan potensi yang sedemikian besar, millenial dengan potensi yang terbaik bisa dibimbing menjadi wirausaha cemerlang. Hal ini dikarenakan generasi millenial dapat menghasilkan kesejahteraan keuangan yang lebih besar di masa yang akan datang serta memberikan banyak manfaat. Lalu, bagaimanakah caranya agar generasi millenial berani mencoba kemampuannya dalam berwirausaha? Bersumber dari buku “Lead Or Leave it!” Inilah dia ada beberapa tips yang mungkin bisa membantu agar generasi millenial berani melatih kemapuannya dalam berwirausaha, yaitu pertama, bangkitkan mereka dengan cara mendorong mereka menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatif-nya. Perlu diingat, generasi millenial sangat loyal terhadap kepentingannya. Sehingga, mereka sangat cepat dan tepat untuk menemukan cara-cara baru untuk menyelesaikan tugasnya.

Kedua, beri sentuhan sedikit ide-ide mereka, mengapa? Karena, meskipun generasi millenial ini sangat kreatif dan inovatif, jelas tidak semua ide-ide mereka harus di apply. karena ide mereka belum realistis dan belum tentu cocok dengan kondisi saat ini. Hal ini penting, karena seburuk apapun ide yang disampaikan, jangan sampai dibuang semuanya atau meremehkannya. Karena hal tersebut akan menghancurkan motivas mereka, sebab pada cara pertama kita mendorong ide. Namun, sayangnya pada cara kedua kita sering mematikan ide tersebut hanya karena ide tersebut kurang realistis atau kurang cocok. Ketiga, memberikan feedback. Hal ini begitu berguna memastikan para generasi muda untuk bisa terus membara dengan motivasinya yang tinggi, sehingga mereka akan memulainya kembali. Disamping itu juga, akan membantu para generasi Z untuk memahami siapa dirinya, termasuk kekuatan serta kelemahan mereka.

Dan keempat, memberikan give alternative and limited direction. Artinya memberikan mereka alternatif dan arahan. Cara ini digunakan jika ke-tiga cara sebelumnya ternyata belum mampu membangkitkan semangat mereka dengan kata lain mereka masih saja bermalas-malasan. Karena berdasarkan kenyataan, ada beberapa ide generasi muda walalupun jumlahnya tidak terlalu besar memang miskin ide dibandingkan dengan teman seusianya. Oleh sebab itu, dengan memberikan alternatif dan arahan, maka ini akan mampu memicu daya kreatifitas serta inovasi mereka dan akan mulai membuat mereka mengaum atau mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Pernahkah kalian mendengar sebuah quotes sebagai berikut: "If you're good at something, never do it for free - The Joker."  Nah,quotes tersebut memiliki makna yang sangat dalam. Yaitu, dimana saat kita menguasai atau memiliki ahli dalam sesuatu jangan pernah diberikannya secara gratis atau cuma-cuma. Mengapa? Karena itu merupakan kelebihan yang kita miliki yang akan membedakan kita dengan orang lain dan sudah seharusnya keahlian atau kemampuan tersebut kita kembangkan untuk bisa mendatangkan sebuah manfaat.

Menurut CEO Syarfi Teknologi Finansial,Syauki. Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pengusaha. Yaitu, sebelum terjun ke dalam dunia wirausaha kita harus pandai mengambil peluang, merancang konsep bisnis, validasi konsep bisnis, membuat bisnis model, bisnis plan hingga memulai menjalankan bisnisnya. Jadi untuk para generasi millenial yang pemula atau yang sudah berwirausaha di era millenial ini di tuntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Selalu menampilkan inovasi baru disetiap waktu. Hal-hal yang bisa diterima dikalangan millenial, bisa memanfaatkan teknologi yang canggih di era millenial ini. Melihat peluang usaha yang bisa memasuki kalangan di era millenial. Sehingga, penting sekali untuk bisa mendorong generasi millenial untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha. Jangan mudah menyerah, selalu semangat dan terus berusaha diiringi dengan doa serta galih terus kemampuan dalam berwirausaha dengan baik dan jangan takut untuk memulai berwirausaha.

*Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana