Pentingkah Etika dalam Menggunakan Media Sosial?

Oleh: Shiva Silvia Paquita*

Media sosial merupakan sebuah media daring yang saat ini sangat sering digunakan oleh masyarakat karena media sosial memiliki banyak manfaat seperti memudahkan kita untuk berbagi ataupun mendapatkan informasi dan menciptakan sesuatu hal yang baru. Perkembangan media sosial akhir-akhir ini sangatlah pesat karena di masa pandemi saat ini semua kegiatan dialihkan secara daring. Namun, pada kenyataannya masih banyak sekali masyarakat yang menggunakan media sosial tetapi kurang memahami makna media sosial itu sendiri. Contoh-contoh media sosial yang sering digunakan seperti Instagram, Facebook, Twitter, TikTok dan masih banyak lainnya. 

Foto oleh Tobias Dziuba dari Pexels

Perkembangan media sosial secara langsung berdampak pada perilaku manusia, baik itu sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana sosialisasi dan interaksi antar manusia yang bersangkutan. Media sosial seakan menjadi tempat untuk menumpahkan segala aktivitas yang tidak jarang dapat mengesampingkan etika yang ada. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan bahasa yang tidak baku atau tidak resmi dalam berkomunikasi di media sosial. Komunikasi itu sendiri adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, dan gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi akan menjadi lebih efektif apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami oleh komunikan.

Media sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, kita harus bisa bersikap dengan pandai sehingga kelak nanti tidak melupakan kewajiban kita terhadap kehidupan nyata. Selain itu, kita harus memenuhi etika dalam menggunakan media sosial sehingga kita akan mendapatkan hal positif, minimal menggunakan media sosial sebagai hiburan dan sumber untuk mendapatkan ataupun membagikan informasi yang faktual.

Kemajuan teknologi dapat menyebabkan memudarnya kebudayaan timur dan lunturnya norma-norma kesantunan dalam segala hal, sehingga memberikan pengaruh yang buruk bagi masyarakat, khususnya di kalangan pelajar. Selain itu, kemajuan teknologi juga menyebabkan etika dan moral di masyarakat menjadi rendah sehingga membuat masyarakat kehilangan kesantunan berbahasa yang terjalin melainkan menimbulkan kekerasan verbal, contohnya seperti menghakimi orang lain di media sosial.

Komunikasi di media sosial sering dilakukan dengan menggunakan bahasa yang tidak baku. Salah satu penyebabnya adalah teknologi itu sendiri dan dipengaruhi oleh bahasa daerah, budaya, dan serapan bahasa di media sosial dari bahasa asing yang kuat sehingga dapat mempengaruhi bahasa Indonesia. Bagi orang-orang yang menggunakan media sosial tentu sudah lancar menggunakan kosakata baru ataupun singkatan kata tidak baku yang sering digunakan di media sosial. Misalnya seperti kata “gue” yang merujuk pada kata “aku” atau “saya” atau kata “otw” (bahasa Inggris) yang merupakan singkatan dari “on the way” yang berarti dalam perjalanan.

Apabila kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan kemajuan dalam pola berpikir yang ada akan menimbulkan terjadinya kemajuan teknologi tersebut berbanding terbalik dalam hal pola berpikir. Perkembangan teknologi telah membuat perubahan pada pola pikir masyarakat. Etika yang dulu dianggap penting oleh bangsa Indonesia, kini seakan menjadi tidak penting lagi karena mengikuti tren atau tuntutan zaman. Kemudian dalam mengakses dan menggunakan media sosial tanpa disadari kita telah terjebak ke dalam penurunan etika.

Etika berkomunikasi dalam penerapannya antara lain dapat diketahui dari komunikasi yang sopan dan santun. Hal ini juga merupakan cerminan dari kesopanan dan kesantunan kepribadian kita sendiri. Selain itu, komunikasi juga diibaratkan seperti urat nadi yaitu sebagai penghubung dari sebuah kehidupan, sebagai salah satu ekspresi dari suatu karakter atau sifat seseorang untuk saling berinteraksi satu sama lain, dan mengidentifikasikan diri serta dapat bekerja sama.

Namun, kita hanya bisa saling mengerti dan memahami apa yang sedang dipikirkan, dirasakan dan dikehendaki oleh orang lain melalui komunikasi yang diekspresikan dengan menggunakan berbagai media, baik berbentuk verbal maupun non-verbal. Pesan yang ingin disampaikan melalui komunikasi bisa berdampak positif dan bisa juga berdampak negatif, itu semua tergantung dari bagaimana kita mengutarakannya. Komunikasi akan lebih bernilai positif jika komunikator dan komunikan mengetahui dan menguasai teknik berkomunikasi dan beretika dengan baik.

Etika berkomunikasi tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga harus berkaitan dengan niat tulus yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran dan empati seseorang dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang seperti itu akan menghasilkan komunikasi dua arah yang bisa menciptakan penghargaan, perhatian serta dukungan secara timbal balik dari komunikan kepada komunikator.

Komunikasi yang beretika kini menjadi suatu persoalan penting dalam penyampaian aspirasi di masyarakat. Dalam keseharian eksistensi penyampaian aspirasi di media sosial masih sering ditemukan sejumlah hal yang dapat mencemaskan masyarakat, hal itu disebabkan dari perilaku komunikator dan komunikan yang kurang sopan dan kurang santun. Etika komunikasi sering terpinggirkan karena etika berkomunikasi belum membudaya sebagai urat nadi yang menjadi penyambung dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Adapun etika komunikasi yang baik dalam menggunakan media sosial yaitu: Pertama, tidak menggunakan kata-kata yang kasar, provokatif, porno atau SARA. Kedua, tidak  mengunggah artikel ataupun status yang berisikan berita tidak benar atau bohong. Ketiga, tidak menjiplak artikel atau gambar orang lain yang memiliki hak cipta. Keempat, memberikan komentar yang relevan terhadap unggahan orang lain.

Jika tidak berpikir dalam bersikap dan berbahasa dengan baik di media sosial, maka akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain karena semua kata dan gambar yang dipublikasikan bisa dilihat oleh semua orang. Jadi, kita harus menggunakan media sosial dengan bijak. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita mulai belajar untuk bijak dalam menggunakan media sosial yaitu dengan cara:

Pertama, tidak membagikan informasi tentang kehidupan pribadi. Di era serba mudah seperti saat ini orang-orang bisa mendapatkan informasi dengan begitu cepat. Jadi, sebisa mungkin hindari membagikan informasi tentang kehidupan pribadi agar tidak menimbulkan kejahatan yang akan terjadi.

Kedua, menghindari akun negatif. Saat ini banyak informasi negatif yang tersebar di media sosial sehingga menyebabkan keresahan masyarakat. Oleh karena itu, apabila kalian menemukan akun-akun yang menyebarkan hal-hal negatif lebih baik kalian hindari, jika perlu laporkan dan blokir akun tersebut.

Ketiga, jangan menggunakan media sosial sebagai ajang balas dendam dan berhati-hati dalam memilih kata yang digunankan. Jika media sosial dijadikan sebagai ajang balas dendam atau menyindir seseorang apalagi jika orang tersebut merasa depresi maka perbuatan tersebut termasuk ke dalam kasus cyber bullying. Apalagi saat ini Cyber bullying sudah banyak terjadi dan yang menjadi korban akan merasa tertekan secara psikis. Walaupun tidak adanya serangan fisik, tetapi jika seorang korban tidak kuat dengan tekanan tersebut maka dapat menyebabkan depresi ataupun dapat menimbulkan adanya kasus bunuh diri. Korban harus ditindaklanjuti dengan cepat seperti dibawa ke psikiater, dan pelaku sebaiknya diberi hukuman agar berhenti untuk melakukan cyber bullying tersebut.

Keempat, memilih berita dan informasi dengan lebih teliti dan memeriksa kebenarannya terlebih dahulu dari sumber-sumber yang dapat dipercaya karena kemajuan teknologi yang semakin cepat dan tersedianya fitur-fitur yang lengkap banyak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan merubah atau membuat berita dan informasi yang palsu, serta tidak adanya fakta dan data yang relevan.

Saat ini media sosial juga banyak disalahgunakan oleh orang-orang yang hanya ingin mengambil keuntungan dengan mudah. Apalagi saat ini banyak ditemukan kasus penipuan yang dilakukan oleh satu orang ataupun berkelompok. Contohnya kasus penipuan seperti menawarkan asuransi, investasi, bahkan lowongan pekerjaan, dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya yang terjadi di luar sana.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kita menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mengembangkan diri agar lebih baik, menjadi orang yang kreatif dan inovatif, serta menggunakan media sosial untuk melakukan hal-hal positif, apalagi saat ini sudah banyak fitur dan aplikasi yang dapat membantu kita untuk belajar banyak hal seperti e-book, serta aplikasi untuk belajar seni seperti skill share, dan masih banyak fitur dan aplikasi lain yang sangat bermanfaat.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana