Pentingnya Pengetahuan Tentang Kewirausahaan

Oleh: Intan Nur Arini*

Kewirausahaan dimulai pada abad ke-18 dengan penemuan baru seperti mesin uap dan mesin pintal. Tujuan utama mereka adalah mengembangkan dan memperluas organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Untung dan kekayaan bukanlah tujuan utama. Singkatnya, wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki keberanian mengambil resiko dan dapat memulai usaha dalam berbagai situasi. Jiwa berani mengambil resiko artinya tidak cemas atau gelisah meski dalam kondisi tidak menentu, mandiri dan berani dalam memulai bisnis. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah menciptakan proses dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan usaha dan waktu yang dibutuhkan, mengambil risiko finansial, psikologis dan sosial yang mengikutinya, dan memperoleh imbalan uang dan kepuasan pribadi.

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Kewirausahaan juga sangat penting untuk perkembangan UMKM. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rendahnya kinerja industri kecil disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain rendahnya karakteristik perusahaan (bad company). Kewirausahaan menjadi "pelopor" yang bergerak dalam pengembangan industri. Proses industrialisasi membutuhkan sikap kewirausahaan, seperti bertanggung jawab atas pembangunan ekonomi, mandiri dan dapat diandalkan. Kewirausahaan juga mempengaruhi kapabilitas bisnis. Kepribadian seseorang (yang dapat diukur dengan kesabarannya dalam menghadapi masalah, inisiatif dan kesenangan kerja), kemampuan umum (yang dapat diukur dengan keterampilan organisasi dan kemampuan untuk menemukan peluang), kemampuan tertentu yang dimilikinya, seperti keahlian industri dan teknologi Pengetahuan profesional, motivasi dan pengaruh untuk secara aktif mengembangkan bisnis.

Istilah "kewirausahaan" muncul belakangan ini dan disamakan dengan "wiraswasta". Sejak awal orang tidak puas dengan istilah swasta. Pengertian kewirausahaan dan pengertian identitas kewirausahaan setara dengan pengertian jati diri pengusaha. Perbedaannya terletak pada ketergantungan pada wirausaha (wiraswasta), kemandirian (swasta) dan penekanan pada usaha wirausaha (enterprise). Sekarang, semakin banyak orang menggunakan istilah wirausaha, terutama karena penekanannya pada bisnis. Namun mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini lebih banyak pada bidang ketenagakerjaan, maka pendidikan kewirausahaan harus lebih ditekankan pada kelangsungan hidup dan kemandirian.

Kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting dalam kesuksesan seseorang. Seseorang dengan sikap mental wirausaha yang tinggi dan keterampilan manajemen yang memadai akan membuat usahanya sukses. Kewirausahaan juga berperan dalam melatih psikologis seseorang, membuatnya bercita-cita untuk memaksimalkan kesuksesan ekonomi, dan memungkinkan seseorang untuk bertahan dalam ujian, mendapatkan kepercayaan dan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Pada saat yang sama, penting bahwa keterampilan, sikap, dan pencarian informasi pasar merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

Pendidik pada khususnya harus memahami nuansa konsep kewirausahaan dan wirausaha agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tepat. Jika pendidikan yang diberikan mengharapkan orang atau individu yang lebih berpikiran terbuka, atau dengan kata lain memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan (AQ) yang lebih banyak untuk berperan dalam kehidupan (menghadapi tantangan hidup dan hidup), maka Pendidikan kewirausahaan lebih tepat. Sebaliknya, jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menumbuhkan individu yang lebih baik dalam bisnis atau uang, atau lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ), pendidikan kewirausahaan lebih tepat. Karena kedua aspek ini sama pentingnya, maka istilah wirausaha sering digunakan dalam dunia pendidikan sekarang ini. Kini pandangan kewirausahaan tidak hanya mencakup aspek finansial saja, tetapi juga aspek personal, sosial dan profesional yang harus lebih ditekankan.

Ciri - ciri kewirausahaan yang pertama adalah percaya diri, kemandirian, individualisme dan optimisme. Kedua, berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hasil: kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada minat, ketekunan dan ketekunan, tekad untuk bekerja keras, motivasi yang kuat, penuh vitalitas dan inisiatif. Ketiga, kemampuan mengambil risiko untuk mengambil risiko yang wajar dan tantangan serupa. Keempat, sebagai perilaku kepemimpinan pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. Kelima, orisinalitas adalah inovasi, dan fleksibilitas. Terakhir, wirausahawan adalah berwirausaha dan berwawasan ke depan. Dari perspektif bisnis, wirausahawan membuka usaha baru (new enterprise), yang bermuara pada munculnya produk atau gagasan baru tentang penyediaan jasa.

Selanjutnya ciri khas pengusaha (entrepreneur). Pertama, perhatikan pengendalian internal. Kedua, tingkat energi yang tinggi. Ketiga, rasa pencapaiannya tinggi. Keempat, toleransi terhadap ambiguitas. Kelima, kepercayaan diri yang kuat. Akhirnya, ini berorientasi pada tindakan.

Disamping itu, karakteristik wirausahawan juga penting untuk seorang wirausaha, adapun sebagai berikut: 1) Keinginan untuk berprestasi, 2) Keinginan untuk bertanggung jawab, 3)      Preferensi kepada resiko menengah, 4) Persepsi kepada kemungkian berhasil, 5)       Rangsangan untuk umpan balik, 6) Aktivitas Energik, 7) Orientasi ke masa depan, 8)       Ketrampilan dalam pengorganisasian, dan 9) Sikap terhadap uang.

Tahap-tahap kewirausahaan ada 4, yaitu:

1)    Tahap awal, yaitu tahap dimana orang yang akan memulai usaha mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, pertama-tama untuk mencari kemungkinan peluang bisnis baru, baik itu membuka usaha baru, melakukan akuisisi atau melakukan franchise. Pilih juga jenis bisnis yang ingin Anda geluti, apakah itu pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

2)    Tahap pengembangan bisnis, atau tahap "pengembangan", di mana pengusaha mengelola semua aspek yang terkait dengan bisnisnya, termasuk aspek-aspek berikut: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3)    Mempertahankan bisnis, yaitu tahap di mana pengusaha menganalisis kemajuan yang dibuat berdasarkan hasil yang dicapai, dan melacaknya berdasarkan situasi saat ini.

4)    Pengembangan bisnis, jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau kelangsungan hidup, maka ekspansi bisnis merupakan pilihan yang memungkinkan.

Proses kewirausahaan dimulai dengan inovasi. Aspek yang membentuk sumber kendali, kreativitas, inovasi, implementasi dan pertumbuhan, kemudian berkembang menjadi perusahaan besar. Secara internal, perubahan ini dipengaruhi oleh aspelk khusus  seperti sumber kendali, toleransi, nilai, pendidikan, dan pengalaman. Pada saat yang sama, faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan termasuk panutan, aktivitas dan peluang. Maka dari itu, inovasi (perubahan) berkembang menjadi wirausaha melalui tindakan yang dipengaruhi oleh lingkungan, organisasi dan keluarga.

Ciri-ciri sukses berwirausaha adalah 1.) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Fungsi ini untuk menebak kemana langkah dan arah yang akan diambil, sehingga wirausahawan mengetahui langkah apa yang harus diambil; 2.) Bersikap proaktif dan selalu proaktif. Ini fitur dasar, wirausahawan tidak hanya harus menunggu sesuatu terjadi, tetapi juga harus memulai terlebih dahulu dan mencari peluang untuk terlibat dalam berbagai kegiatan 3.) Orientasi berprestasi. Pengusaha sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Kualitas produk, layanan yang diberikan dan kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Semua aktivitas bisnis yang dijalankan setiap saat harus dievaluasi dan harus lebih baik dari sebelumnya. 4.) Berani mengambil resiko. Baik dalam uang atau waktu, wirausahawan harus memiliki sifat ini kapan pun, di mana pun. 5.) Bekerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu dia memiliki kesempatan. Terkadang pengusaha sulit mengatur jam kerja mereka. Pikirannya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut. Tidak ada bahasa yang sulit, tidak ada masalah yang tidak terpecahkan 6.) Bertanggung jawab atas semua aktivitas sekarang dan di masa depan. Tanggung jawab pengusaha tidak hanya substantif, tetapi juga moral bagi semua pihak.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

posted by Dedi Purwana