Setujukah Sekolah Offline Dimulai Januari 2021?
Oleh: Chendry Arshilya Isyan Violeta*
Kompleksitas penanganan wabah ini telah menyebabkan para pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang sangat ketat untuk memutus rantai penularan Covid 19. Kebijakan social distancing berdampak fatal bagi roda kehidupan manusia. Sektor pendidikan juga terpengaruh oleh kebijakan ini. Keputusan mendadak pemerintah untuk membatalkan atau mengalihkan proses pembelajaran dari sekolah / madrasah ke rumah telah mengganggu banyak pihak.
Bagi beberapa perguruan tinggi yang sudah memiliki sistem akademik online, menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh dari rumah atau pembelajaran online sepertinya tidak menjadi masalah. Bagi beberapa perguruan tinggi lain yang tidak memiliki sistem ini, hal ini menjadi masalah. Pada tahap pendidikan dasar, menengah dan tinggi, proses pembelajaran jarak jauh menemui banyak kendala teknis. Ketika tugas belajar disampaikan melalui aplikasi WhatsApp atau aplikasi lain, siswa dari keluarga yang tidak memiliki akses internet atau bahkan handphone akan kehilangan kesempatan untuk belajar. Menyikapi situasi ini, sekolah hendaknya memberikan kebijakan. Selain itu, dampak lain siswa yang belajar di rumah adalah terlalu terbebani untuk belajar.
Pada saat yang sama, siswa dituntut untuk mengamati dan mempelajari sendiri topik dengan cepat. Kalaupun ada cukup ruang untuk mengajukan pertanyaan kepada guru melalui pesan aplikasi WhatsApp, saya masih merasa tidak ada cukup waktu. Apalagi yang paling mungkin dilihat oleh orang tua siswa adalah bahwa home learning dan teaching juga membuat siswa mudah bosan karena tidak bisa langsung berinteraksi dengan guru dan teman. Jika orang tua kurang memahami kepribadian anak, belajar di rumah bisa membuat sebagian orang tua memberikan tekanan pada anak yang mendampinginya. Para orang tua merasa bahwa anak-anak mereka nakal, ingin bermain, dan malas belajar. Selain menghadapi perilaku anak dalam pelajaran, orang tua juga dituntut untuk menjelaskan banyak hal terkait topik tersebut, dan tidak semua orang tua siap untuk hal tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, siapkah Anda untuk sekolah offline 2021? Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membuat kebijakan perguruan tinggi dapat melakukan pembelajaran secara langsung atau tatap muka pada tahun 2021, dengan kata lain pada semester berikutnya. Keputusan pembelajaran offline pada tahun 2021 didasarkan pada keputusan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. Tujuan diadakannya pembelajaran offline pada tahun 2021 karena dapat memenuhi kebutuhan sekolah yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat konektivitas internet, geografi, ekonomi dan kendala lainnya. Pemerintah juga berharap dapat meminimalisir dampak negatif PJJ terhadap anak dalam waktu yang lama. Dampak negatif tersebut antara lain meningkatnya ancaman putus sekolah, terhambatnya tumbuh kembang anak, serta adanya tekanan psikososial dan kekerasan dalam rumah tangga. Pemerintah pusat akan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah mengenai pembukaan sekolah kembali, hal ini dilakukan untuk mendukung pembelajaran tatap muka tahun 2021.
Nadiem menjelaskan, jika mahasiswa kembali ke kampus, bukan berarti kembali normal. Namun, ini akan sangat berbeda dari situasi biasanya, karena protokol sanitasi diterapkan untuk mencegah pembentukan cluster Covid-19 baru di sekolah. Dalam hal persiapan sekolah, sekolah harus dapat memastikan bahwa mereka memiliki fasilitas bersih yang layak, menegakkan peraturan wajib tentang pemakaian masker, dan mendapat persetujuan dari orang tua dan pihak lain.
Bagi pelajar dan mahasiswa sendiri, prosedur kesehatan wajib harus diikuti, seperti:
Pertama, jaga jarak (minimal 1,5 meter). Diketahui sebelumnya bahwa ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi, kontak langsung tersebut ditularkan melalui kontak langsung, misalnya melalui kontak langsung, seperti sekresi dari orang yang terinfeksi seperti air liur, melalui tetesan atau tetesan pernapasan yang menyebar. Kontak langsung adalah orang yang melakukan kontak fisik dengan kotak PDP atau Positif Covid-19 atau berada dalam ruangan dalam jarak 1 meter. Selain itu, kontak tidak langsung yang melibatkan tubuh atau permukaan yang terkontaminasi juga dapat menyebarkan virus.
Kedua, tidak ada kontak fisik. Berbagai laporan menyebutkan bahwa virus Covid-19 dapat menyebar melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi. Namun, kontak fisik tidak terjadi sekali, melainkan ketegangan dan kontak lama dengan penderita. Inilah mengapa dianjurkan untuk mengurangi kontak fisik saat tidak diperlukan, misalnya berjabat tangan, mendekati atau berpelukan.
Ketiga, jumlah siswa dalam satu kelas hanya 50% dari ukuran kelas normal. Setiap orang bisa menjadi pembawa virus corona dan tidak memiliki tanda-tanda asimtomatik. Karena karakteristik virus ini, pemerintah pun berbagi teknik untuk mencegah penyebaran Covid-19, salah satunya dengan menghindari penyebaran. Tindakan dapat diambil untuk menghentikan penyebaran Covid-19 untuk menghindari keramaian. Karena tidak diketahui pada populasi yang terinfeksi Covid-19, apalagi bila tidak ada gejala.
Keempat, jadwal belajar bergilir (diputuskan oleh masing-masing sekolah). Memangkas jadwal pelajaran juga harus dilakukan guna mempersempit waktu siswa untuk berada di sekolah.
Kelima, tidak ramai (makan di kafetaria, lapangan olah raga atau kegiatan ekstrakurikuler). Kebijakan ini dibuat mengingat dalam rangka mencegah penularan virus corona harus menjauhi tempat ramai atau tempat yang berkerumun.
Keenam, harus menggunakan masker medis atau masker kain tiga lapis. Pasalnya, virus corona bisa menyebar melalui percakapan normal dan pernapasan dengan orang yang terpapar.
Ketujuh, Cuci tangan Anda secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau pembersih tangan. Mencuci tangan pakai sabun merupakan tindakan higienis bagi manusia untuk mencuci tangan dan jari dengan air dan sabun untuk membersihkannya dan menghancurkan rantai bakteri.
Kedelapan, menerapkan etika untuk batuk atau bersin. Etika batuk merupakan cara yang baik dan benar untuk batuk, hidung dan mulut anda dapat ditutup dengan tisu atau lengan baju agar bakteri tidak menyebar ke udara atau menyebar ke orang lain. Tujuan utama menjaga etiket batuk adalah untuk mencegah penyakit menyebar luas melalui udara bebas (tetesan) dan membuat orang di sekitar Anda merasa nyaman. Tetesan ini mungkin mengandung bakteri menular, dan dapat menyebar ke orang lain di sekitar melalui udara yang menghirup.
Namun, kebijakan pembukaan sekolah kembali dan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021 dinilai "tidak realistis" karena angka positif atau angka penularan virus corona di Indonesia masih sangat tinggi. Selain itu, pemilihan kepala daerah juga akan digelar pada bulan Desember, yang berpotensi menambah jumlah kasus positif. Sebagian besar sekolah belum memiliki kode etik bagi semua warga sekolah saat mereka memulai pembelajaran tatap muka. Karena selama ini sebagian besar sekolah hanya mempersiapkan secara teknis, dimulai dari alat pengukur suhu atau heat gun, disinfektan, tempat cuci tangan dan masker. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan jika angka positif kurang dari 5%, aktivitas suatu negara bisa dilonggarkan. Jika tetap bersikeras, pemerintah harus membatalkan keputusan tersebut. Pasalnya, ada kemungkinan besar cluster transmisi Covid-19. Selain itu, akan ada libur panjang pada akhir tahun 2020. Tentunya kedua hal ini akan menyebabkan cluster penularan Covid-19 akan berdampak lebih besar pada tingkat positif atau laju penularan virus corona. Menimbang hal tersebut, jika angka penularan Covid-19 di Indonesia terus meroket, kebijakan sekolah offline di tahun 2021 merupakan kebijakan yang beresiko tinggi.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat dunia kampus.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Posted by Dedi Purwana
Sangat setuju agar para siswa atau mahasiswa dapat melihat lingkungan kampus atau sekolahnya tetapi harus mematuhi protokol kesehatan. Terimakasih
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
Hapussaya setuju kalau sekolah mulai dibuka kembali,tetapi tidak dalam waktu dekat ini karena kasus positif COVID-19 masih meningkat. Mungkin setelah vaksin diberikan secara merata merupakan waktu yang tepat untuk membuka kembali sekolah dan universitas
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
HapusArtikelnya sangat bermanfaat dan dan mengedukasi. Terima kasih
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
Hapusartikel yang bermanfaatt👏🏻
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
HapusArtikel yang sangat bermanfaat dan informatif
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
HapusSangat memotivasi... Menarik... Terimakasih
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
HapusKeren 👍👍
BalasHapusTerimakasih atas tanggapannya
HapusSependapat, artikel yang sangat mengedukasi
BalasHapusArtikel yang sangat bermanfaat dan sangat mengedukasi, terima kasih
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat sekali untuk kita semua
BalasHapusartikelnya bermanfaat sekalii
BalasHapusbahasanya menarik dan dapat dipahami, sangat bermanfaat
BalasHapusArtikel yang sangat bagus dan tersusun rapih
BalasHapussangat bermanfaat sekali
BalasHapusBgs
BalasHapusartikelnya bagus sekali, sangat mengedukasi masyarakat👍
BalasHapusbaguss dan bermanfaat artikelnya, mantapp!!
BalasHapusArtikel yg bagus dan bermanfaat
BalasHapusTerimakasih :)
artikelnya sangat bermanfaat dan mudah difahami, saya sendiri cukup setuju dengan isi dan pemaparan dari artikel tersebut
BalasHapusartikelnya menarik dan sangat bermanfaat, Terimakasih
BalasHapusartikel nya sangat menarik dan bermanfaat
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat sekali dan juga menarik untuk dibaca
BalasHapusArtikelnya sangat menarik untuk dibaca dan mudah dimengerti.
BalasHapusArtikel nya keren sekali
BalasHapusArtikel nya sangat bermanfaat sekali, dan mengedukasi orang lain
BalasHapusArtikelnya sangat menarik dan bermanfaat, terima kasih
BalasHapusArtikel nya menarik dan sangat informatif bagi pembaca, terimasih
BalasHapusArtikelnya bermanfaat dan menambah wawasan saya, terimakasih
BalasHapusNice artikel, good joob
BalasHapusNice artikel yang sangat bagus
BalasHapusartikel nya bagus,sangat bermanfaat
BalasHapusArtikelnya bagus dan bermanfaat
BalasHapusartikel yang bagus
BalasHapusArtikelnya baguss sesuai dengan isu saat ini 👍
BalasHapusTerimakasih artikelnya sangat bermanfaat ☺
BalasHapusartikelnya sangat bermanfaat
BalasHapussetuju, yang penting tetap memperhatikan protokol kesehatan dan setiap individu sadar akan kesehatan masing2
BalasHapusArtikel yang sangat mengedukasi��
BalasHapusartikelnya sangat bermanfaat
BalasHapus