Terancamnya UMKM di Masa Pandemi Covid-19

Oleh: Rizka Bunga Mustika*

Apa yang kamu ketahui tentang UMKM? Tahukah kamu pentingnya UMKM bagi perekonomian di Indonesia? Bagaimana nasib UMKM di Indonesia pada masa pandemi ini? UMKM merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dimiliki perorangan maupun badan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, seperti misalnya Industri kerajinan tangan. UMKM disebut penting karena merupakan aktivitas bisnis yang dapat memberikan dampak pada perekonomian Negara, diantaranya seperti penyedia lapangan pekerjaan, pencipta pasar baru, sumber inovasi, serta menjadi pemeran utama dalam kegiatan ekonomi. Pandemi covid-19 yang sedang melanda Indonesia sejak bulan Maret lalu, saat ini sudah membuat nasib UMKM menjadi terancam karena para pelaku UMKM tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Seperti yang kita lihat sehari-hari ini, bahwa banyak kios-kios pedagang kuliner dan barang-barang kebutuhan sehari-hari tutup.

Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels

Salah satu hal yang menjadi faktor terancamnya UMKM adalah susahnya transaksi antara penjual dan pembeli yang mana ini membuat ancaman langsung terhadap UMKM. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mengurangi penyebaran virus covid-19 dengan cara ibadah dari rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Selain itu pemerintah pun menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak minimal 1 m. Serta tidak keluar rumah bila tidak ada hal yang penting.

Contoh UMKM selain industri kerajinan tangan yang terkena dampak pandemi covid-19 adalah para pelaku UMKM di bidang kuliner. Biasanya banyak masyarakat membeli makanan atau minuman di toko atau tempat mereka berjualan. Namun, semenjak adanya virus covid-19 dan peraturan PSBB sudah tidak ada lagi yang membeli sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan para pelaku UMKM dibidang kuliner tersebut. Tak hanya itu alasan lain karena masyarakat takut kalau pedagang tersebut terkena virus covid-19, lalu ketika kita  membeli makanan atau minuman kita pun akan terkena virus covid-19. Hal ini sangat menghambat pergerakan UMKM yang mana 80% kegiatan UMKM dilakukan di luar rumah.

Sulitnya mendapatkan modal usaha serta banyaknya harga bahan baku yang naik menjadi faktor lain yang mampu mengancam nasib UMKM di masa pandemi. Para penyedia bahan baku yang meliburkan para karyawanya pun termasuk dalam faktor yang mengancam UMKM. Menurut data yang di dapat dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 30.137 pekerja di PHK dan 1.322.799 di rumahkan tanpa upah. Terhambatnya proses pembangunan jalur distribusi yang terhenti akibat wabah ini menjadikan hal ini turut serta menjadi faktor yang mengancam UMKM, dikarenakan para pelaku bisnis tidak dapat menjangkau market yang lebih luas, seperti luar kota, lintas provinsi, sampai luar pulau. Bahkan, tidak sedikit pun UMKM yang mengeluh karena penghasilan yang menurun atau tidak mendapatkan penghasilan lebih, susah mendapatkan bahan baku, distribusi terhambat, dan produksi terhambat, sehingga membuat banyak UMKM yang memberhentikan sementara usahanya, terlebih lagi ada yang sampai menutup usahanya.

Setelah beberapa bulan kemudian ketika penyebaran wabah ini sudah mulai mereda banyak masyarakat yang mulai berani keluar rumah untuk membeli makanan, minuman atau barang UMKM. Karena banyak barang dan bahan UMKM yang tidak bisa di dapat secara online dan hanya dapat ditemukan secara langsung. UMKM itu sudah menjadi kebutuhan yang mana orang-orang membutuhkan ketersediaan UMKM.

Dalam hal ini, pemerintah juga memberikan beberapa strategi untuk membantu para pelaku UMKM supaya tidak mengalami kebangkrutan dan supaya tetap bisa melanjutkan hidup di masa pandemi covid-19 seperti:

Pertama: Memberikan bantuan sosial (Bansos). Bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada para pelaku UMKM bukan hanya sekedar bansos tunai, tetapi juga Program Keluarga Harapan (PKH), paket sembako, BLT desa, pembebasan atau pengurangan tarif listrik, dan yang terkahir kartu prakerja.

Kedua: Menurunkan insentif perpajakan. Apabila insentif perpajakan diturunkan, pelaku UMKM tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk membayar pajak karena pendapatan mereka yang besarnya tidak bisa dipastikan perharinya, maka sangat perlu diadakan program tersebut demi kesejahteraan para pelaku UMKM.

Ketiga: Memberikan stimulus modal kerja. Modal kerja ini diberikan kepada pelaku UMKM supaya usahanya tidak gulung tikar (bangkrut) dan tetap bisa berjualan di masa pandemi covid-19 ini. Dan strategi ini juga sangat membantu untuk menambahkan menu-menu yang baru dan unik untuk dijual.

Keempat: Skema program relaksasi dan restrukturisasi kredit UMKM. Program ini bertujuan untuk penundaan angsuran, subsidi bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan pokok, pengurangan tunggakan bunga, dan penambahan fasilitas kredit.

Pelaku UMKM pun sudah melakukan beberapa cara supaya bisa tetap berdagang, bisa mempertahankan hidup dan terus memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada pula strategi yang dapat dilakukan para pelaku UMKM, beberapa cara di antaranya yaitu:

Pertama: Membuka usaha online shop, seperti shopee, lazada, bukalapak, dan aplikasi online shop yang lainnya. Online shop adalah jenis e-commerce yang didirikan secara mandiri tanpa ada pihak ketiga. Cara ini merupakan cara yang paling ampuh karena tidak melanggar peraturan pemerintah yang melarang adanya pertemuan jual beli secara langsung, yang mana online shop ini memudahkan pembeli untuk membeli dari rumah. Bahkan pelaku UMKM tidak perlu susah payah untuk keluar rumah melakukan aktivitas perdagangan, karena bisa dilakukan didalam rumah.

Kedua: Setelah membuat online shop hal yang harus dilakukan oleh pelaku UMKM adalah membuat promosi. Promosi adalah upaya untuk menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli. Salah satu promosi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat promo menarik, misalnya promo beli satu gratis satu, atau bisa juga dengan promo potongan setengah harga bila membeli lebih dari 3 buah.

Ketiga: Selain membuat online shop dan melakukan promosi, pelaku UMKM harus membuat suatu pembaharuan pada produk yang akan di jual, salah satunya dengan menambahkan rasa baru pada produk makanan, atau bisa dengan membuat kemasan baru yang menarik supaya banyak pelanggan yang tertarik.

Ternyata pandemi covid-19 sangat mengancam para pelaku UMKM, bahkan ada yang sampai gulung tikar, sehingga membuat pemerintah membantu para UMKM supaya tetap berjualan di masa pandemi, selain itu para pelaku UMKM pun tidak menyerah dengan apa yang dialaminya, sehingga membuat para pelaku UMKM melakukan beberapa strategi. Dengan adanya bantuan dan strategi yang dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku UMKM semoga UMKM di Indonesia bisa berjalan lancar supaya perekonomian di Indonesia stabil seperti sebelum adanya virus covid-19 dan semoga para pelaku UMKM bisa mempertahankan hidup di masa pandemi. Serta, semoga pandemi di Indonesia pun segera berakhir.

* Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Posted by Dedi Purwana