Tips dan Trik Tembus Jurnal Ilmiah Bereputasi
Oleh: Dedi Purwana
Sobat dunia kampus, menulis artikel untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah bereputasi, tentu berbeda dengan menulis artikel opini. Energi, waktu, dan biaya yang dicurahkan untuk menulis artikel ilmiah lebih besar dibanding menulis artikel opini. Kewajiban mempublikasikan produk skripsi, tesis dan disertasi pada jurnal ilmiah menjadi momok tersendiri bagi insan dunia kampus. Bahkan sebenarnya kewajiban ini pun menjadi beban berat bagi dosen. Bagaimana tidak menjadi beban, sementara universitas mewajibkan mahasiswa publikasi ilmiah sedangkan dosen tidak mampu menjadi role model bagaimana menulis artikel ilmiah yang mampu menembus jurnal bereputasi. Jangankan tembus jurnal ilmiah bereputasi, untuk sekedar mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal lokal masih belum mampu.
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
|
Tulisan ini mencoba memberikan guideline strategi tembus jurnal ilmiah bereputasi, entah nasional maupun internasional. Menyadur dari buku “Lincah Menulis Artikel Ilmiah Populer & Jurnal (Teori & Praktik), berikut tips dan trik tembus jurnal ilmiah bereputasi:
Pertama, buat judul menarik. Pada postingan sebelumnya dijelaskan bagaimana pentingnya membuat judul menggelitik untuk artikel opini. Saat kita menulis artikel jurnal, judul juga merupakan point of interest bagi pembaca. Melalui judul, pembaca dapat mengetahui secara cepat ruang lingkup, kajian, objek formal, objek material, dan bahkan masalah yang diangkat dalam penulisan. Layaknya iklan, judul tulisan haruslah menggungah minat pembaca untuk lanjut membaca isi tulisan. Demikian halnya dengan judul artikel jurnal. Meski tidak sebombastis judul artikel opini di koran atau buku populer, judul pada artikel jurnal tetap mengedepankan bobot keilmiahannya dan formal. Singkatnya, judul semestinya menggambarkan topik atau isu utama penelitian. Penulis artikel jurnal biasanya tidak ingin direpotkan dengan masalah judul. Seringkali judul pada penelitian itulah yang sama digunakan untuk judul artikel jurnal. Tidak mengapa hal ini dilakukan selama penulis yakin bahwa judul penelitiannya memang menarik. Beberapa jurnal mensyaratkan jumlah kata maksimal untuk judul. Judul dalam Bahasa Inggris sebaiknya kurang dari atau sama dengan 10 kata, sedangkan dalam bahasa Indonesia maksimal 12 kata. Judul artikel jurnal harus jelas mencerminkan isi artikel secara lengkap, informatif. Artinya sekali dibaca langsung dapat dimengerti isinya, dipahami maksud dan maknanya. Judul pun semestinya bersifat mutakhir sesuai dengan perkembangan keilmuan terkini. Judul harus mempertimbangkan asas manfaat. Artinya, pemaparan artikel berguna bagi pembaca baik secara teoretis maupun praktis.
Kedua, buat abstrak menggoda. Pada setiap karya ilmiah baik berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian dan artikel jurnal selalu menyertakan abstrak. Ibarat sebuah iklan, abstrak dapat dianggap sebagai sarana promosi karya ilmiah. Abstrak bertujuan untuk menyediakan informasi kepada pembaca untuk mengambil keputusan apakah dia perlu membaca atau tidak keseluruhan isi karya ilmiah. Ingatlah, pembaca tidak akan langsung membaca isi karya ilmiah, akan tetapi mereka akan membaca abstrak terlebih dahulu. Manakala pembaca tertarik dengan abstrak tulisan, selanjutnya mereka akan berminat membaca lebih lanjut isi tulisan.
Ketiga, buat pendahuluan yang memikat. Bagian ini menguraikan permasalahan sehubungan dengan penelitian dan sekaligus menyajikan parameter yang digunakan. Pendahuluan boleh saja menonjolkan aspek kontroversial agar menarik. Pendahuluan pada dasarnya merupakan argumentasi kita tentang suatu masalah yang “harus” diselesaikan. Oleh karena itu, pendahuluan selain bisa berupa kritik, bisa pula merupakan penjabaran lebih lanjut dari judul artikel ilmiah yang kita tulis. Pendahuluan ghalibnya mengandung pengantar kenapa kita melakukan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Bagian ini jangan disamakan dengan tinjauan pustaka (literature review). Pada sebagian jurnal, tinjauan pustaka (literature review) dipisahkan tersendiri. Rujukan pada penelitian lain yang berkaitan dengan hasil, lebih baik ditunda dalam discussion. Biasanya jumlah kata dalam pendahuluan (introduction) dibatasi sekitar 250 kata. Pada artikel jurnal dalam bahasa Inggris, bagian introduction ditulis dalam kalimat present tense. Ingatlah, fungsi pendahuluan merupakan undangan pada pembaca untuk menginvestasikan waktu membaca artikel. Batasi hanya pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan kajian yang sedang dilakukan dan kontribusi khas yang dihasilkan.
Keempat, buat tinjauan pustaka yang tepat. Tinjauan pustaka atau lebih sering dikenal dengan istilah literature review merupakan uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Tinjauan pustaka adalah bagian dari artikel yang mengupas teori dan konsep untuk mendukung hipotesis penelitian. Literature review atau tinjauan pustaka harus dibedakan dengan book review. Literature review melakukan survey terhadap artikel ilmiah seperti jurnal atau paper prosiding, buku, peraturan perundangan dan sumber lainnya seperti skripsi, tesis dan disertasi terkait dengan isu atau topik tertentu, area penelitian, atau teori. Literatur review menyediakan paparan, simpulan dan evaluasi kritis pada setiap bahan survey. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas. Literature review yang baik harus bersifat relevan, mutakhir, dan memadai. Landasan teori, tinjauan teori, dan tinjauan pustaka merupakan beberapa cara untuk melakukan literature review. Ketika menyusun literature review, penulis seyogianya mempertimbangkan hal-hal berikut dalam setiap penilaian bahan tulisan: a) Informasi terkait bahan tulisan – Siapa nama penulisnya, apakah argumen yang diajukan penulis didukung oleh bukti seperti materi secara historis, studi kasus, paparan, statistik atau temuan ilmiah terkini?; b) Objektivitas – apakah perspektif penulisan berdasarkan prasangka atau seimbang? apakah data yang saling kontra digunakan atau apakah informasi yang relevan diabaikan untuk membuktikan poin yang ditulis?; c) Cara Meyakinkan – Jawaban atau paparan apa yang paling memberikan keyakinan atau sebaliknya dari bahan tulisan yang dinilai?; dan d) Nilai – apakah argumen dan kesimpulan yang ditulis cukup meyakinkan? apakah bahan tulisan tersebut menyumbangkan pemahaman akan topik yang dibahas secara siginifikan?
Kelima, metode penelitian yang kuat. Komponen wajib lain yang harus disertakan dalam artikel jurnal adalah metode penelitian. Bagian ini merupakan ringkasan dari metodologi penelitian dalam laporan penelitian atau karya ilmiah lain semisal skripsi, tesis atau disertasi. Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi. Dalam bagian ini umumnya tidak dibatasi jumlah kata atau panjang tulisan, sehingga kita akan lebih leluasa menjelaskan materi dan metodologi yang digunakan. Perlu diketahui bahwa para reviewer akan banyak menekankan pemeriksaan pada materi dan metode ini. Karena, kevalidan dan reliabilitas hasil penelitian lebih ditentukan oleh penggunaan materi dan pendekatan metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu, kita harus menulis secara lengkap jenis materi dan metodologi yang kita lakukan dalam penelitian, sehingga reviewer bisa memahami prosedur yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, bagian ini harus ditulis secara rinci sehingga orang lain dapat mengulangi percobaan sama persis seperti yang anda lakukan. Dalam bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema atau gambar untuk memperjelas dan meringkas informasi yang akan ditulis. Jelaskan pula prosedur dan teknis analis statistik yang digunakan manakala penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kualitatif cukup menjelaskan teknik pengumpulan analisis data beserta langkah-langkahnya. Jika artikel ditulis dalam bahasa Inggris, maka bagian ini ditulis menggunakan kalimat past tense. Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, maka kita tidak perlu menuliskannya secara mendalam. Penggunaan prosedur yang sudah baku bisa dirujuk saja. Cukup ditulis bahwa pengukuran “apa” menggunakan metode “siapa”.
Keenam, Temuan penelitian yang sistematis. Mulailah menulis hasil atau temuan penelitian dengan cara yang sistematis. Anda bisa menyajikan dan menulis hasil mulai dari hasil utama yang kemudian diikuti oleh data atau hasil pendukungnya atau sebaliknya. Informasi yang anda sajikan harus tersusun rapih secara berurutan dan sesuai dengan hirarki teorinya. Dalam penyajian hasil, ungkapkan hasil secara jelas dan lugas. Bila artikel ditulis menggunakan bahasa Inggris, Gunakan kalimat past tense yang sederhana. Ingat, Kalimat panjang akan membingungkan pembaca. Untuk penyajian data yang sederhana gunakan tabel. Sedangkan untuk data yang rumit dan banyak gunakan grafik. Perhatikan pula untuk tidak menyajikan gambar dari data tabel. Jangan mengulang menulis angka yang telah tertulis dalam tabel di dalam teks. Kalau mau menekankan hasil yang diperoleh sebaiknya sajikan dalam bentuk angka lain misalnya dalam bentuk persentase atau selisih. Kalau mau menunjukkan angka yang dimaksud, rujuk saja tabel yang mengandung angka tersebut. Pada umumnya jurnal internasional tidak menginginkan bahasa statistik (seperti treatment, significantly different ditulis dalam hasil. Kata affects atau mempengaruhi mempunyai dua arti bisa turun atau naik. Analisis korelasi tidak bisa menyatakan yang mana yang dependent dan independent variables, seperti pada regresi. Penggunaan kata pengaruh juga kadang-kadang harus dicermati apakah langsung atau tidak. Pembahasan perlu ditulis dengan bahasa yang jelas dan jangan menggunakan kalimat yang terlalu panjang. Dalam pembahasan biasanya digunakan dua tenses kalimat untuk membedakan mana hasil penelitian yang sedang dilaporkan dan mana hasil dari rujukan pustaka. Hasil penelitian dituliskan dalam past tense sementara hasil rujukan dalam present tense. Dalam bagian discussion yang perlu dibahas adalah apakah hasil yang didapat sesuai dengan hipotesis atau tidak. Pengutipan literatur dalam discussion jangan terlalu panjang. Sarikan dan tulis hasil penelitian orang lain dalam bahasa sendiri. Jangan mengutip pendapat orang di tempat yang tidak tepat. Kumpulan penelitian sejenis bisa dirujuk secara berkelompok. Penyajian discussion juga sebaiknya mempunyai alur yang sistematis, jangan membahas suatu aspek berulang-ulang. Gunakan kerangka pemikiran yang sistematis sehingga pembahasan akan berakhir ke suatu titik yang akan mendukung simpulan anda. Implikasi penelitian (teoretis dan aplikasi) perlu ditekankan dalam pembahasan. Kalau ada saran dan kritik akan penelitian bisa diungkapkan dalam pembahasan. Pembahasan jangan terlalu berspekulasi. Biasanya discussion akan ditutup dengan conclusion.
Ketujuh, buat kesimpulan yang menginspirasi. Kesimpulan (conclusion) merupakan bagian akhir dari artikel jurnal. Pada sebagian jurnal, kesimpulan digabungkan dengan rekomendasi (recommendations). Pembaca yang menggunakan metode skimming, biasanya akan fokus pada bagian kesimpulan ini. Oleh karenanya, kesimpulan seyogianya memuat juga menginspirasi dan memberikan harapan adanya penelitian lebih lanjut. Kesimpulan yang baik harus memperhatikan hal-hal berikut: a) Dalam mengambil kesimpulan jangan berspekulasi; b) Kesimpulan berisi jawaban terhadap masalah dan hipotesis penelitian; c) Kesimpulan harus didasarkan atas fakta hasil penelitian; d) Ditulis ringkas yang memuat informasi yang cukup sehingga pembaca mengetahui bahwa anda telah membuktikan hipotesis anda dan mengetahui kelebihan dan kekurangan metode anda; e) Kesimpulan harus memuat pula catatan-catatan lain, seperti kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam metode penelitian, kemungkinan penelitian lebih lanjut, potensi-potensi yang dimiliki metode anda dapat dimasukkan; dan f) Jika kesimpulan harus disandingkan dengan rekomendasi, maka pada bagian ini harus diungkapkan rekomendasi bersifat teoritis dan praktis.
Kedelapan, ikuti template artikel jurnal yang dibidik. Setiap jurnal memiliki kebijakan dan standar penulisan artikel berbeda. Penting kiranya mempelajari aims, scope, dan kriteria artikel dari jurnal yang kita bidik secara seksama agar tepat sasaran dan tidak buang-buang waktu dan energi.
Posting Komentar untuk "Tips dan Trik Tembus Jurnal Ilmiah Bereputasi"