Seberapa Pentingkah Literasi Ekonomi?
Sobat kampus, pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pengembangan economic literacy atau mahir ekonomi belum menjadi perhatian serius pemerintah. Padahal negara maju seperti USA dan Jepang sebagai negara adi daya dalam bidang ekonomi masih menganggap bahwa masyarakat mereka belum mencapai taraf mahir ekonomi seperti yang diharapkan.
Gambar oleh Megan Rexazin dari Pixabay |
Mereka menyakini bahwa kualitas pendidikan ekonomi berdampak langsung terhadap peningkatan kemahiran ekonomi warganegara. Dalam konteks ini, mahir ekonomi (economic literacy) didefinisikan sebagai kemampuan individu warga negara dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya ekonomi langka berlandaskan metode berpikir dan prinsip-prinsip ilmu ekonomi sehingga mampu menjadi konsumen kritis berwawasan luas, produsen dan atau wirausaha bertanggung jawab, penabung dan investor aktif dan bijaksana serta pekerja produktif yang dapat memajukan perekonomian nasional serta aktif berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi global.
Definisi demikian terkait dengan pandangan bahwa penerapan metode berpikir dan prinsip-prinsip ilmu ekonomi berdampak langsung pada kehidupan individu dan keluarga sehari-hari, dan juga mempengaruhi peranan individu warga negara sebagai konsumen, produsen, pekerja, penabung, investor, dan masyarakat global. Mahir ekonomi juga memainkan peranan penting dalam pemahami kebijakan publik di tingkat pemerintahan daerah, nasional maupun internasional. Isu-isu ekonomi, sebagai contoh seringkali mempengaruhi pemilih dalam pemilu di tingkat daerah maupun nasional.
Sebagai warga negara yang mempunyai hak pilih, individu yang mahir ekonomi akan secara kritis menanggapi kebijakan ekonomi yang disampaikan para calon peserta pemilu/ pilkada. Pemahaman ekonomi yang baik akan memungkinkan individu untuk mengerti kondisi perekonomian yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari dan membantu mereka untuk mengidentifikasi dan menilai segala konsekuensi akibat pengambilan keputusan yang dilakukan oleh dirinya maupun kebijakan publik yang diputuskan oleh pemerintah. Dalam dinamika sistem ekonomi yang dianut demokratis, kebanyakan institusi/ pelaku ekonomi akan berfungsi lebih efektif jika anggota masyarakatnya memiliki kepandaian dan mempunyai wawasan yang luas di bidang ilmu ekonomi.
Dalam konteks ilmu ekonomi, setiap manusia dalam kehidupan kesehariannya akan selalu berhadapan dengan problem ekonomi. Sebagai konsumen, individu yang mahir ekonomi diharapkan mampu mengambil keputusan untuk membeli barang atau jasa secara rasional. Keputusan membeli didasarkan kepada faktor kebutuhan (needs), bukan karena keinginan (wants). Sebagai negara berkembang dengan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi yang sudah mulai pulih sejak terimbas krisis moneter, Indonesia memiliki potensi untuk lebih memacu tingkat pertumbuhan ekonominya.
Namun, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengandalkan sisi konsumsi masyarakat yang sangat tinggi. Oleh karena itu, wajar apabila selama ini masyarakat kita dikenal sebagai masyarakat konsumtif dan lemah dari aspek produktivitas. Perilaku ekonomi masyarakat tersebut, ketidakseimbangan antara konsumsi dan produksi, dapat diubah apabila Pemerintah memberi perhatian serius terhadap program peningkatan pembelajaran mahir ekonomi. Di sisi lain, sebagai produsen/ pengusaha, individu diharapkan memiliki kemampuan untuk untuk menjadi usahawan yang tangguh dan bertanggung jawab dalam menjalankan usahanya terhadap lingkungan sosial. Demikian halnya sebagai pekerja, individu yang mahir ekonomi akan menjadi pekerja dengan produktivitas dan efisiensi tinggi. Sebagai warga negara demokratis, individu yang dibekali pemahaman ekonomi akan menjadi anggota masyarakat yang arif dan bijaksana dalam menilai kebijakan ekonomi pemerintah dan dapat berperan aktif dalam perekonomian nasional maupun global.
Program mahir ekonomi harus dikembangkan sebagai sebuah sistem sebagai berikut:
Jika bangsa ini akan diarahkan menjadi negara produsen, bukan konsumen, literasi atau kemahiran ekonomi menjadi penting. Pendidikan ekonomi harus diajarkan sejak usia dini agar kelak mereka menjadi konsumen kritis, produsen tangguh, pekerja produktif, investor aktif dan berpatisipasi sebagai warga global. Kapasitas warga negara yang demikian dibutuhkan untuk mencapai visi Indonesia 2045 menjadi negara berperekonomian kelima terbesar di dunia.
Posting Komentar untuk "Seberapa Pentingkah Literasi Ekonomi?"