Mengapa Kita Harus Meneliti?
Sebuah pertanyaan dari artikel kali ini kerap kali muncul dari kalangan
mahasiswa yang akan memulai entah skripsi, tesis bahkan disertasi. Sebuah
pertanyaan wajar timbul dari mahasiswa dengan beragam persepsi tentang apa,
mengapa dan bagaimana proses penelitian untuk menjawab sebuah permasalahan.
Mengapa harus buang-buang energi, waktu dan biaya cukup siginifikan bila hanya sekedar
untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui penelitian?
Gambar oleh Hebi B. dari Pixabay |
Ketika kita bergaul sehari-hari seringkali kita berargumen satu sama lain. Kita bercakap-cakap untuk memperbincangkan berbagai masalah yang menarik untuk dikomunikasikan. Namun demikian, kita sering kali juga tidak mampu menyampaikan argumen dalam percakapan itu. Lantas kita bertanya dalam diri kita sendiri, apakah kita telah ’mengadu argumentasi’ dengan lawan bicara kita? Dengan kata lain, pernahkah anda berargumen dengan seseorang atau orang lain? Kita mengatakan sesuatu kepada teman kita, begitu juga teman kita mengatakan sesuatu kepada kita. Kadangkala teman kita mengatakan bahwa dialah yang benar, karena teman anda itu telah memperoleh pengetahuan dan membaca apa yang dikatakannya di dalam buku. Ketika kita pergi berobat kepada seorang dokter misalnya, kita seringkali mengatakan bahwa dokter telah memberitahu saya bahwa saya sakit. Dokter mengatakan itu karena dokter sudah tahu. Begitu seterusnya dan tidak pernah berhenti. Orang mengklaim tahu sesuatu bahwa orang tersebut tahu sesuatu itu adalah benar?
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kita dapat berargumen dengan benar?
Bagaimana kita dapat ’memenangkan argumen’? Bagaimana kita tahu bahwa argumen
kita yang benar atau yang salah? Dengan kata lain, bagaimana kita tahu bahwa
kita tahu? Masalahnya adalah
setiap saat kita dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan sepanjang kita hidup di
dunia ini. Kita selalu bertanya bagaimana kita bisa memperoleh pendidikan yang
lebih tinggi? Bagaimana kita
dapat hidup lebih berkualitas? Bagaimana kita dapat bergaul dengan masyarakat
kita dengan baik? Bagaimana kita dapat hidup lebih sejahtera? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalau
ada dan hadir dalam setiap kehidupan kita. Yang menjadi masalah kemudian adalah
bagaimanan kita dapat menemukan jawaban yang dapat dipercaya atau diandalkan
(reliabel) untuk menjawab semua pertanyaan kita itu? Bagaimana kita dapat
memperoleh ilmu pengetahuan untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan
seperti diatas?
Kita sebetulnya dapat memberikan jawaban atas semua pertanyaan seperti
diatas dengan berbagai cara seperti misalnya jika kita ingin tahu diluar sana
turun hujan, maka kita harus pergi keluar ruangan ini untuk melihat apakah hari
ini sedang turun hujan. Atau kita dapat bertanya kepada teman kita yang ada
disekitar kita saat ini, apakah sekarang ini sedang turun hujan? Kita juga
dapat menjawab pertanyaan itu dengan pemahaman kita sendiri. Atau kita menjawab
semua pertanyaan itu dengan menanyakannya kepada orang lain.
Namun, yang harus disadari adalah bahwa kadangkala bahwa satu pertanyaan
dapat segera dijawab langsung, tetapi ada banyak pertanyaan yang tak dapat
dijawab dengan segera atau langsung, seperti kita harus melihat dahulu keluar
ruangan ini untuk ’memastikan’ apakah diluar rungan ini turun hujan. Oleh
karena itu, terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tak dapat segera dijawab
langsung, kita memerlukan ’sedikit’ penelitian atau konsultasi kepada orang
lain. Penelitian semacam ini diperlukan untuk memastikan bahwa apa yang kita
jawab itu benar.
Penelitian merupakan salah satu cara untuk mengetahui sesuatu. Ketika kita
ingin mengetahui sesuatu, dan kita tidak memiliki otoritas untuk mengatakan
bahwa sesuatu itu kita ketahui dengan benar, maka kita harus melakukan
penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui ”how do we know”. Agar kita
dapat mengetahui sesuatu itu dengan benar dan ‘legitimit’, maka kita melakukan
penelitian atau evaluasi atau percobaan. Jadi, penelitian merupakan jalan atau
cara untuk ’mengetahui’ sesuatu secara lebih baik, benar dan memiliki dasar
argumen yang kuat.
Mengapa kita harus melakukan penelitian? Pertanyaan seperti itu seringkali
juga ’menghantui’ kita ketika kita melakukan argumentasi dengan orang lain. Di
dalam ilmu pengetahuan sedikitnya ada 4 (empat) alasan yang dapat dikemukakan. Keempat alasan itu seringkali
digambarkan dalam apa yang disebut sebagai ’ The Four Squares of Knowledge’ (
Kathryn Herr & Gary L Anderson, 2005) . Empat kotak pengetahuan itu
dilukiskan sebagai berikut: Pertama, dalam kotak pertama dinyatakan bahwa apa
yang kita ketahui sekarang ini juga diketahui oleh mereka atau orang lain.
Dengan kata lain, pengetahuan kita juga menjadi pengetahuan orang lain. ’We know,
They Know’. Kedua, dalam kotak kedua digambarkan bahwa apa yang kita tidak
ketahui seringkali orang lain lebih mengetahui. Oleh karena itu, kita sering tidak tahu. ’We Don’t
Know, but They Know’ . Ketiga. Apa yang kita ketahui seringkali juga tidak diketahui
oleh orang lain. ’We Know, but They don’t Know’. Keempat, apa yang kita tidak
ketahui juga tidak diketahui orang lain. ’We don’t know, They don’t know’.
Keadaan pengetahuan manusia seperti itu juga menggambarkan kepada kita bahwa
kita memerlukan penelitian untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. Melalui penelitian, kita dapat
’menegosiasikan’ apa yang kita tahu dengan apa yang orang lain ketahui. Apa
yang tidak diketahui oleh kita dengan apa yang diketahui oleh orang lain dan
seterusnya untuk sampai kepada pengetahuan sesungguhnya atau pengetahuan baru.
Dalam mencari pengetahuan baru itu, terdapat dua cara atau pendekatan yang
lazim dilakukan oleh para ilmuwan atau peneliti, Kedua pendekatan itu adalah
kualitatif dan kuantitatif.
Referensi:
Herr, K; & Anderson, L.G. (2005). The Action Research Dissertation. A Guide for Student and Faculty. Thousand Oaks: Sage Publication.
Posting Komentar untuk "Mengapa Kita Harus Meneliti?"