Mengukur keunggulan sebuah universitas
Sobat dunia kampus pastilah paham bahwa indikator utama keberhasilan sebuah universitas adalah pada mutu perkuliahan/
pengajaran dan penelitian, tidak pada manajemennya. Tetapi tanpa manajemen yang
baik, keberhasilan itu tidak akan pernah tercapai. Hanya dengan manajemen yang
baik, universitas dapat mengembangkan pengajaran, penelitian, layanan dan
budaya akademik yang baik, yang akhirnya bermuara pada capaian hasil belajar
yang baik.
Manajemen lembaga harus diartikan lebih dari sekedar sekelompok kecil individu yang berada pada pusat kendali
universitas, yang terdiri dari rektor, pimpinan fakultas dan jurusan,
serta staf senior. Sama halnya dengan kepemimpinan,
manajemen harus didistribusikan pada setiap unit kerja, tetapi perlu diperkuat
dengan strategi yang efektif, terutama dalam menjaga hubungan kerja, mengelola konflik,
mengatasi tekanan dan persaingan, dan
dalam membaca situasi.
Pemimpin universitas juga harus berani mengambil risiko dengan melakukan
langkah-langkah yang kontroversial yang diyakininya akan berhasil, terutama
dalam mempraktikkan sistem kepemimpinan melalui proses ujicoba. Untuk itu, pembantu
rektor, dekan, dan dosen senior harus mampu merefleksikan dan membentuk opini
sivitas akademika untuk memenangkan
setiap inisiatif dalam pengelolaan
universitas.
Pertanyaannya, indikator apa saja yang dapat dijadikan acuan untuk
menilai keberhasilan pengelolaan sebuah universitas. Beberapa indikator berikut
ini dapat dijadikan acuan sivitas akademika apakah universitas tempat mereka
menimba ilmu dianggap unggul.
Pertama, Perkuliahan/ pengajaran dan penelitian merupakan program
utama (core business) sebuah universitas.
Mahasiswa terbaik akan memilih universitas yang memiliki program studi yang
unggul pada kedua bidang ini.
Kedua, Tidak ada indikator yang absolut dalam menentukan
keberhasilan universitas, tetapi manajemen institusional, dalam pengertian yang
lebih luas, merupakan indikator yang paling signifikan dalam membangun dan
memelihara kesuksesan tersebut.
Ketiga, Mengelola universitas merupakan proses yang holistic, dimana semua unit saling
terkait, sehingga kelemahan dan keunggulan setiap unit saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, kunci keberhasilan universitas adalah pada: a) kedalaman
pemahaman pimpinan tentang unit kerjanya masing-masing dan tentang semua unit
yang ada, dan pada b) penguatan sinergi antar unit dalam manajemen universitas
yang terpadu.
Keempat,
Stabilitas keuangan merupakan komponen penting untuk mencapai keberhasilan
akademik. Untuk itu perlu digali sumber dana yang beragam dan dikelola secara
proporsional dengan menerapkan keketatan fiscal pada tingkat tertentu. Pengelolaan
keuangan yang konservatif dan efisien untuk menjaga kestabilan dan kesinambungan
program yang sesuai dengan potensi universitas dan tradisi akademik yang
bermutu tinggi. Risiko di bidang keuangan perlu ditekan sekecil-kecilnya untuk
menjaga keamanan finansial dan kepercayaan diri lembaga.
Kelima, Kesejawatan merupakan alat manajemen yang lebih efektif (dibandingkan dengan petunjuk, penugasan, dan perintah yang lebih bersifat manajerial) untuk mencapai keberhasilan dalam pengajaran dan penelitian.
Keenam, Program studi dan Jurusan (akademik) merupakan representasi dari bangunan
universitas. Pada universitas yang berhasil, setiap jurusan memiliki jembatan
langsung ke pusat universitas (rektorat), tanpa lapisan antara, untuk mempercepat
komunikasi dan proses pengambilan keputusan.
Ketujuh, Karakter dan komposisi pusat kendali (pimpinan) universitas
merupakan salah satu penentu kesuksesan lembaga. Dalam konteks ini, kepemimpinan
memiliki arti penting tapi terdistribusi pada semua lini, tidak mengandalkan kharisma
seseorang, dan bertujuan untuk menghasilkan kinerja lembaga yang tinggi dan
berkelanjutan.
Kedelapan, Pengelolaan universitas yang baik memberikan kontribusi
positif terhadap kesuksesan universitas, bila semua lapisan bekerjasama, mulai
dari pimpinan sampai masyarakat akademik. Sebaliknya, bila ada pihak tertentu
yang lebih dominan, kemajuan universitas akan terhambat.
Kesembilan, Peranan sosial ekonomi universitas dan program
pengabdiannya memiliki arti penting bagi masyarakat, terutama dalam menjalankan
kerjasama dan misi lembaga memecahkan masalah–masalah kompleks yang ada di
masayarakat. Untuk itu, universitas membangun kemitraan dengan pihak-pihak non perguruan
tinggi dalam mengembangkan program pengabdian pada masyarakat.
Kesepuluh, Reputasi dan citra lembaga merupakan aset yang sangat berharga, melebihi yang
disadari universitas. Membangun dan menjaga reputasi universitas memerlukan
investasi dan komitmen berjangka panjang.
Kesebelas, Ambisi merupakan kunci keberhasilan tetapi ambisi
lembaga harus diterjemahkan dalam seluruh aktivitas penting yang menggambarkan
kinerja lembaga. Universitas yang memiliki ambisi hanya mempekerjakan staf
akademik dan staf administrasi yang hebat, tidak menerima lapisan terbaik
kedua. Dalam hal ini, reputasi untuk dinamika lembaga menjadi ruh bagi semua staf dalam bekerja.
Keduabelas, Salah satu langkah yang paling sulit untuk menjaga dan
memperbaiki kinerja lembaga adalah mengubah kemunduran menjadi kemajuan. Untuk itu
diperlukan tindakan perbaikan yang tuntas dalam setiap upaya pemecahan masalah
yang ada.
Tidak satu pun universitas yang mampu menjaga keberhasilannya bila tidak didukung oleh gaya manajemen yang mencerminkan komitmennya untuk menjadi yang terbaik dan kemampuannya dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Keberhasilan universitas tidak ditentukan oleh sistem komando tetapi dikembangkan melalui dialog yang berkesinambungan antara pusat (rektorat) dengan unit-unit yang ada, dikombinasikan dengan kemampuan mengimplementasikan program dan komitmen untuk berhasil. Manajemen universitas yang berhasil memiliki otonomi penuh dalam mengelola dan mengoptimalkan potensi sumberdayanya untuk pencapaian visi universitas.
Posting Komentar untuk "Mengukur keunggulan sebuah universitas"