10 tips sederhana lulus Doktor tepat waktu
Kerapkali sebagai pimpinan Pascasarjana sebuah perguruan tinggi negeri, menghimbau sekaligus memotivasi mahasiswa program doktoral untuk lulus tepat waktu, bukan lulus pada waktu yang tepat.
Tentu sobat dunia kampus memahami perbedaan makna lulus tepat waktu dengan lulus pada waktu yang tepat. Kebanyakan mahasiswa calon doktor senang dengan istilah yang terakhir entah karena sengaja memperlambat waktu kelulusan atau memang situasi dan keadaan diluar kendali kandidat memaksa lulus menjelang batas akhir masa studi. Saya sering berseloroh kandidat Doktor kategori ini persis pasien IGD rumah sakit (Perlu bimbingan sangat intensif).
Lamanya waktu penyelesaian studi mahasiswa tentu berdampak buruk terhadap akreditasi program studi. Asesor akan memperhitungkan rasio produktifitas (rasio jumlah mahasiswa baru berbanding mahasiswa yang lulus). Produktifitas rendah tentu mempersempit akses calon mahasiswa baru akibat lembaga harus menjaga rasio ideal jumlah dosen berbanding mahasiswa.
Seharusnya ketika Anda memutuskan studi lanjut ke jenjang Pascasarjana menyadari dari awal bahwa kelancaran studi di jenjang tersebut membutuhkan ekstra energi, pikiran, perasaan dan tentu finansial. Fakta empirik selama ini faktor penyebab kegagalan studi diantaranya; sakit berkepanjangan, kesulitan keuangan, mutasi atau promosi jabatan, konflik berkepanjangan dengan promotor atau kopromotor.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa program Doktoral agar lulus tepat waktu? Berikut ini 10 tips sederhana lulus program Doktoral tepat waktu:
1. Pahami dengan baik capaian pembelajaran lulusan program magister atau doktor. Pastikan anda mampu mencapai kompetensi yang diinginkan sesuai level KKNI. Seorang calon Doktor, misalnya harus mampu melaksanakan penelitian yang menghasilkan teori atau model baru, novelty. Ini yang membedakan kompetensi sajarna, magister dan doktor. Ketika kuliah S1 anda hanya dituntut mempelajari teori. Selanjutnya saat S2, Anda dituntut mengaplikasikan teori secara pragmatis dalam pekerjaan sehari-hari. Sedangkan S3, tuntutannya adalah menemukan atau setidaknya mengembangkan teori atau model baru. Jadi janganlah berpikir lanjut kuliah S3 hanya sekedar mengejar ijazah doktor lalu buru-buru cetak kartu nama dengan embel-embel gelar Dr. di depan nama.
2. Tugas akhir program doktor adalah penulisan disertasi. Pastikan sejak awal perkuliahan di semester 1 dan 2 target anda hanya sekedar lulus mata kuliah tersebut. Setiap perkuliahan yang diikuti upayakan Anda menemukan topik disertasi. Ingat topik bukan judul disertasi! Jika anda fokus cari judul, maka Anda terjebak dan menghabiskan waktu hanya sekedar utak-atik judul. Disetiap perkuliahan yang menugaskan Anda untuk melakukan kajian literatur bersumber dari jurnal bereputasi, janganlah bersikap alergi atau malas-malasan dan membuat tugas tersebut ala kadarnya. Padalah ini momen terbaik bagi anda untuk melatih kemampuan membaca, menelaah dan mengkritisi penelitian-penelitian yang terkait topik penugasan kuliah. Intinya, jangan mulai mencari topik setelah lulus ujian komprehensif. Jika ini yang anda lakukan, maka anda akan stres.
3. Bangun chemistry dengan promotor dan kopromotor. Anda memiliki hak memilih calon promotor dan kopromotor dalam menyelesaikan disertasi. Namun perlu diingat proporsi jumlah mahasiswa bimbingan untuk setiap promotor dan kopromotor dibatasi sesuai peraturan. Memilih promotor dan kopromotor seyogianya tidak dilandasi unsur suka atau tidak suka secara personal. Sebaiknya pertimbangan utama dalam memilih adalah rekam jejak akademik promotor dan kopromotor. Sederhananya, jika untuk ujian promosi doktor anda dituntut menghasilkan artikel yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi, pilih promotor atau kopromotor yang memang mempunyai kepakaran dan ditunjukkan dengan karya ilmiah terpublikasi di jurnal bereputasi sesuai kajian disertasi Anda. Jika ada memilih mereka atas dasar alasan personal, maka sulit bagi Anda membangun chemistry dengan mereka dari awal. Selama bimbingan penyelesaian tugas akhir gunakan prinsip benefit mutualism. Carilah promotor atau kopromotor yang mau dan sering menugaskan Anda dalam penelitian yang mereka lakukan. Dengan membantu mereka, akan menambah pengalaman dan kemampuan meneliti Anda sambil menyelesaikan disertasi.
4. Rajin mengikuti kuliah sit in di program studi lain. Adakalanya promotor dan kopromotor meminta Anda untuk mendalami metode atau alat analisis yang mungkin mereka anggap belum menguasai, maka Anda sebaiknya mengikuti kelas sit in di perkuliahan tertentu meskipun mata kuliah tersebut tidak terdaftar dalam rencana studi semester. Yang terbaik adalah inisiatif Anda sendiri utuk mengikuti kelas sit in, karena bagaimanapun anda memiliki keterbatasan pengetahuan dan skills dalam memahami topik/ kajian disertasi.
5. Rutin mengikuti workshop dan atau seminar sesuai kajian atau topik disertasi. Ini akan memperkaya khasanah pengetahuan Anda selain materi perkuliahan yang telah Anda peroleh. Ikuti workshop terkait penulisan dan publikasi artikel ilmiah misalnya akan melatih kemampuan Anda dalam menulis artikel sebagai luaran disertasi.
6. Bangun semangat kebersamaan teman sekelas atau seangkatan. Gunakan prinsip masuk kuliah S3 bersama-sama, wisuda bersama-sama pula. Semangat kebersamaan bermanfaat untuk saling memotivasi antar teman. Kerapkali setelah selesai perkuliahan, masing-masing sibuk dengan agenda penyelesaian proposal. Kalaupun diantara mereka ada yang sudah menyelesaikan studi, ada baiknya untuk membantu atau setidaknya menyemangati teman kelas yang tertinggal.
7. Jangan biarkan persoalan akademik anda atasi sendiri. Jika terjadi konflik berkepanjangan dengan promotor atau kopromotor, segera konsultasikan penyelesaiannya kepada penasehat akademik dan ketua program studi. Persoalan akademik yang berlarut-larut dan tanpa penyelesaian berpengaruh terhadap menurunnya semangat penyelesaian studi.
8. Perluas akses pencarian referensi. Jangan hanya terpaku pada fasilitas penyediaan sumber pustaka yang hanya di universitas Anda. Bagaimanapun perpustakaan di tempat Anda studi lanjut memiliki keterbatasan koleksi. Jadi lah member dari Perpustakaan Nasional atau Daerah, bahkan perpustakaan perguruan tinggi lain.
9. Ikuti hibah penelitian kompetitif. Mengikuti hibah penelitian kompetitif memang tidak mudah karena anda harus bersaing dengan kandidat dari perguruan tinggi lainnya. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek misalnya membuka kesempatan bagai mahasiswa program magister dan doktor setiap tahunnya untuk mengikuti hibah penelitian dengan skema penelitian Pascasarjana penelitian tesis magister (PTM) dan atau penelitian disertasi doktor (PDD). Jika anda lolos setidaknya akan dipacu untuk dapat menyelesaikan disertasi sesuai jangka waktu yang tertera pada kontrak penelitian. Jika anda gagal maka anda memiliki kewajiban untuk mengembalikan seluruh dana penelitian. Selain itu akan menurunkan reputasi promotor karena promotor lah yang turut bertanggung jawab dalam penyelesaian output kontrak penelitian. Tentu sanksi demikian akan memaksa Anda dan promotor untuk tidak berlama-lama dalam penyelesaian disertasi.
10. Aktif mengikuti kegiatan forum atau himpunan mahasiswa Pascasarjana. Pengurus himpunan akan membantu anda menjembatani dan mencarikan solusi terbaik manakala anda mengalami persoalan administrasi akademik. Mahasiswa doktoral yang notabene sambil bekerja acapkali lalai dalam mengurus administrasi akademik. Kelalaian pemenuhan admin akademik kerap menghambat penyelesaian studi. Nah dengan anda aktif di forum atau himpunan ini anda bisa bertukar pikiran dengan anggota lain yang mungkin pernah mengalami persoalan administrasi akademik. Pengalaman mereka tentu bermanfaat bagi anda.
Penyelesaian studi mahasiswa program doktoral akan terwujud manakala terdapat perpaduan inisiatif dari Lembaga dan mahasiswa. Semoga 10 tips sederhana ini membantu para kandidat doktor untuk menyelesaikan studi tepat waktu.
Posting Komentar untuk "10 tips sederhana lulus Doktor tepat waktu"